Ini adalah sampul majalah TIME sewaktu Presiden Jokowi terpilih secara konstitusi. Setelah 6 tahun berlalu apa yang dirasakan oleh masyarakat saat ini.
KIta gak tau apa yang terjadi, Beliau kadang tidak seperti yang diharapkan oleh sebagian bangsa indonesia.
Kalau saya mengatakan, beliau tidak ada spesialnya dari presiden sebelumnya, dengan berkaca pada situasi saat ini. Beliau tidak mempunyai power.
Seakan-akan beliau dikatakan hanya sekelas menteri, tepatnya menteri PUPR. Beliau tidak punya power dan manajemen kenegaraan. Tetapi ada hal yang sangat saya sayangakan sebenarnya, Bahwa dalam pemerintahan saat ini, eksekusi pekerjaan boleh dikatakan beliau yang pegang tetapi dalam hal politik dan ekonomi dalam negeri beliau sama sekali tidak punya kekuatan.
Satu hal yang saya soroti adalah monopoli kekuasaan, Presiden berasal dari partai dan ketua parlemen berasal dari partai yang sama. Tidak ada lagi oposisi dan penyeimbang. Keputusan pemerintah adalah keputusan DPR dan juga sebaliknya. Belau juga tidak akan pernah membantah keputusan parlemen karena ketuanya adalah salah satu yang beliau takuti selain ibunya.
Ketikan kondisi saat ini sedang ribut oleh teman-teman buruh dan mahasiswa, beliau malah pergi resmikan Tol. beliau tidak tau permasalahan negeri ini sedang buruk.
Beliau selalu lari tidak mau menjelasakan kepada kepada rakyat yang memilihnya dan mempunyai harapan kepada Beliau. Ujung ujungnya yang di undang adalah para elit buruh yang saya dengar dengar ditawarin wakil menteri. Selalu aja menggunakan politik seperti itu dari dulu.
Hal yang ingin saya samapikan adalah, We Lose Hope adalah kata-kata yang tepat saat ini. Kita hanya bersabar menunggu 4 tahun kedepan menikmati situasi saat ini, A new Hope berubah menjadi We Lose Hope.
Salam demokrasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H