Ajang car free day di Jalan KH Abdullah bin Nuh Kota Cimahi Jawa Barat, Minggu (1/06/2014), digunakan relawan Komunitas Jokowi (Kojo) untuk melakukan aksi penggalangan dukungan terhadap pasangan capres-cawapres Jokowi dan Jusuf Kalla. Penggalangan dukungan dilakukan dengan membubuhkan tanda tangan warga di kain putih yang sudah disediakan. Selain tanda tangan, warga juga menuliskan testimoni tentang Jokowi. (Sumber)
Lucunya, ada dua turis asing Lauren asal Inggris dan dan Carly asal Amerika Serikat ikut menandatangani kain putih tersebut sebagai bentuk dukungan terhadap Jokowi-JK. Tentunya mereka tidak mempunyai hak pilih di pilpres 9 Juli mendatang. Mungkin mereka sekedar iseng untuk membubuhkan tanda tangan. Atau mungkin mereka juga sudah mendengar selentingan tentang sosok Jokowi yang sering diulas di media-media internasional, bahkan masuk The World’s 50 Greatest Leaders versi majalah Fortune yang dirilis 20 Maret 2014. Tanpa lobi-lobi, prestasi Jokowi diapresiasi internasional, mungkin juga oleh dua turis asal Amerika Serikat dan Inggris seperti berita diatas.
Lain Jokowi lain pula upaya Prabowo untuk melobi Amerika Serikat. Hashim Djojohadikusumo, adik Prabowo yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, harus kerja keras untuk menyakinkan Amerika Serikat bahwa Prabowo sangat mendukung Amerika. Dalam acara “2014 Indonesian Elections Series Special Open Forum Luncheon” yang diselenggarakan di Washington DC tanggal 17 Juli 2013 (video), Hashim dengan gamblang menyebutkan hal-hal berikut :
“Bapak dan Ibu sekalian, Prabowo Subianto lulus, mungkin hanya satu-satunya kandidat, mungkin juga Gita (Gita Wiryawan – pen) yang lulus dari sekolah Amerika. Ok, jadi Gita yang juga mencalonkan diri menjadi Presiden. Prabowo adalah kandidat lain yang lulus dari sekolah Amerika.”
“Apa artinya itu? Jadi, Prabowo adalah seorang yang sangat pro Amerika. Dia sekolah SMA di Amerika, sekolah sebelum SMA juga di Amerika. Dia mengambil sekolah komando pasukan khusus di Fort Benning, Fort Bragg. Saya juga pro Amerika. Sampai beberapa saat yang lalu saya adalah seorang investor di California, investor besar bisnis minyak.”
“Jadi, ya Amerika Serikat akan menjadi mitra yang mendapat perlakuan khusus dalam pemerintahan yang dipimpin oleh Gerindra.”
Lalu, siapa yang selama ini mengaku sok anti Amerika, paling berani terhadap Amerika dan menganggap Amerika tidak penting, bahkan menuduh lawan politiknya antek Amerika? Lain saat di Jakarta lain pula saat di Washington. Politisi jujur? Entahlah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H