Penelitian terbaru yang diterbitkan oleh American Psychological Association mengungkapkan bahwa banyak orang, termasuk pendidik, masih meyakini bahwa gaya belajar ditentukan sejak lahir dan dapat memengaruhi keberhasilan akademis serta karier. Penelitian ini melibatkan 668 peserta dan menunjukkan bahwa lebih dari 90 persen percaya bahwa siswa belajar lebih baik jika diajari dengan gaya belajar dominan mereka---apakah itu visual, auditori, atau taktil.
Peneliti utama, Shaylene Nancekivell, menemukan adanya dua kelompok keyakinan: esensialis, yang berpegang pada pandangan bahwa gaya belajar diwariskan dan tetap tidak berubah, dan nonesensialis, yang lebih fleksibel dalam memahami gaya belajar sebagai sesuatu yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan.
Penelitian ini menyoroti bahwa banyak waktu dan sumber daya mungkin terbuang untuk metode pengajaran yang berfokus pada gaya belajar, padahal siswa bisa belajar dengan lebih efektif melalui berbagai pendekatan. Hal ini menjadi perhatian, terutama bagi pendidik yang berinteraksi dengan anak-anak lebih muda, yang cenderung memiliki keyakinan esensialis.
Nancekivell juga mencatat bahwa meskipun ada bukti ilmiah yang membantah konsep gaya belajar, banyak orang tetap berpegang pada keyakinan ini, yang dapat menghambat pengajaran efektif. Penelitian ini menegaskan pentingnya pengajaran praktik terbaik sejak dini untuk mendukung keberhasilan anak-anak.
Sumber : https://www.apa.org/news/press/releases/2019/05/learning-styles-myth
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H