Lihat ke Halaman Asli

Bayar Premi Mahal, Uang Tak Kembali, Sampai Belum Butuh Hantui Kebutuhan Berasuransi

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Bekasi, AnggaBratadharma (22/3) - Perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu terus mengalami pertumbuhan yang signifikan. Bila dibandingkan dengan negara tetangga di dunia, pertumbuhan Indonesia terbilang paling stabil. Setidaknya semenjak 2012 pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu tumbuh berkisar di angka 6%. Bahkan, ketidakpastian ekonomi sejak pertengahan 2014 tidak signifikan mengganggu aktifitas perekonomian.

Pertumbuhan ekonomi ini sejalan dengan meningkatknya taraf hidup masyarakatnya, walau tidak dipungkiri jurang pemisah antara si kaya dan si miskin semakin terbuka begitu lebar. Pada posisi ini peranan pemerintah sangat diperlukan agar jurang pemisah ini memiliki jembatan sehingga ada keterkaitan dalam rangka memeratakan kesejahteraan dalam aspek ekonomi. Jika jembatan tersebut hadir, maka kelas menengah akan tumbuh dengan cepat.

Bila kelas menengah tumbuh dengan pesat dan kelas bawah terus mengalami kenaikan kelas, maka kebutuhan untuk melindungi diri termasuk harta benda akan timbul. Salah satu perlindungan yang bisa dilakukan adalah dengan menjadi nasabah dari perusahaan asuransi. Dengan asuransi, maka seorang nasabah tidak perlu merasa khawatir akan suatu bencana yang datang tiba-tiba, bahkan terkadang menguras harta benda ketika musibah sakit datang melanda.

Di dalam kehidupan, beragam risiko bisa datang kapan saja dan dimana saja tanpa mengenal waktu sama sekali. Risiko seperti sakit, kehilangan harta benda, kebakaran, dan semacamnya seakan-akan menghantui kehidupan manusia. Pada aspek ini tentu banyak dari kita merasa khawatir dan merasa terusik. Ironinya, hal tersebut terjadi seiring dengan berkembangnya jaman, ditambah perkembangan teknologi informasi yang begitu canggih.

Meski risiko begitu banyak dan risiko tersebut bisa datang kapan saja dan dimana saja, namun masih banyak dari masyarakat yang berat untuk melindungi diri atau harta benda yang dimiliki dengan produk asuransi. Alasanya pun beragam, mulai dari produk asuransi belum dibutuhkan karena masih sehat, premi asuransi terbilang mahal, belum butuh asuransi karena fisik tubuh masih muda, harta benda bisa dijaga sendiri dengan baik, dan lain-lain.

Tak dipungkiri masyarakat Indonesia masih memandang premi yang dibayarkan ketika membeli produk asuransi harus bisa dikembalikan ketika tidak ada klaim. Padahal, hal demikian jelaslah tidak mungkin. Sejatinya masyarakat perlu mengetahui bahwa sejumlah dana yang dibayarkan kepada perusahaan asuransi akan dikembalikan dalam bentuk benefit sesuai dengan ketentuan yang disepakati antara tertanggung dan si penanggung.

Misalnya saja produk asuransi kesehatan. Nasabah yang membeli produk asuransi kesehatan tidak akan mendapat uang yang telah disetor kepada perusahaan asuransi, meski tidak ada klaim. Memang pada aspek ini masyarakat banyak yang berkeberatan karena mungkin nasabah tidak pernah klaim terkait kondisi kesehatannya. Namun, perlu lebih teliti dan jernih memandangnya. Dengan produk asuransi kesehatan, maka hidup seorang nasabah akan lebih terasa nyaman dan aman karena sudah terlindungi asuransi.

Mereka yang tiba-tiba dilanda musibah sakit, tidak perlu lagi khawatir dengan kondisi keuangan pribadi karena segala sesuatunya telah di cover oleh perusahaan asuransi, tempat dimana nasabah tersebut membeli produk asuransi kesehatan. Nasabah tidak perlu lagi menghitung berapa besar dana yang dibutuhkan dengan perawatan yang begitu lengkap ditambah berapa hari rawat inap yang harus dijalani. Semuanya itu akan langsung di urus oleh perusahaan asuransi, tentu sesuai dengan kesepakatan atau kontrak polis.

Secara prinsip, asuransi bukanlah investasi seperti tabungan atau deposito. Asuransi merupakan perlindungan diri yang sifatnya menyebar risiko terhadap bencana yang datang sewaktu-waktu, seperti kehilangan kendaraan, properti kebakaran, ataupun penyakit yang datang secara mendadak. Dalam hal ini, produk asuransi memberikan peyebaran risiko sehingga dampak ‘kemiskinan’ tidak signifikan.

Untuk diketahui, premi asuransi kesehatan itu ditentukan berdasarkan oleh beberapa faktor, seperti umur, jenis kelamin, riwayat kesehatan calon nasabah, dan juga manfaat kesehatan yang diinginkan. Berdasarkan hal tersebut perusahaan asuransi akan melakukan perhitungan untuk nantinya menemukan berapa premi asuransi yang ditetapkan.

Setidaknya, ada beberapa tips yang bisa diberikan bagi masyarakat yang baru mengenal produk asuransi. Pertama, Anda harus memahami dengan betul-betul apa yang sebenarnya dibutuhkan. Ini akan menentukan cakupan dari produk asuransi Jangan sampai seseorang membeli produk asuransi hanya karena ikut-ikutaan atau terpengaruh oleh agen asuransi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline