Lihat ke Halaman Asli

Menciptakan Infrastruktur Komunikasi Global

Diperbarui: 18 Oktober 2018   23:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Freepik

Pada tahun 1865, sejak berdirinya Telegraph International Union di Britania Raya yang merupakan perusahaan telekomunikasi jaringan, dimana mereka memiliki standar umum untuk jaringan telekomunikasi di seluruh dunia yang memiliki akses menggunakan jaringan (TIU). Jaringan ini menggunakan sistem monopoli atau yang ingin menggunakan jaringan ini maka harus membayar di muka. 

Tetapi pada tahun 1980-an, kebijakan tersebut dikritik karena tidak memperhitungkan inovasi teknologi seperti komputasi, kabel serat optik dan mesin faks. dan jumlah teknologi yang lebih cepat berkembang seperti teknologi transmisi suara yang sangat bagus dan mereka mengkritik untuk mengurangi biaya jika menggunakan jaringan telekomunikasi.

Pada tahun 1984, Presiden AS Ronald Reagan mengumumkan kebijakan 'langit terbuka',yaitu  memecah monopoli publik dan memungkinkan jaringan telekomunikasi swasta beroperasi di arena telekomunikasi nasional. American Telephone and Telegraph (AT & T), perusahaan telekomunikasi terbesar AS, misalnya, terpecah menjadi 22 perusahaan lokal, yang memungkinkannya masuk ke dalam jenis bisnis baru. Akibatnya, sektor telekomunikasi AS secara bertahap diregulasi, diliberalisasi dan diprivatisasi.

Setahun kemudian, pemerintahan Margaret Thatcher mengikuti di Inggris, memungkinkan 51 persen dari British Telecom (bekas badan telekomunikasi Kantor Pos) untuk diprivatisasi, Kemudian diikuti oleh Jepang yang mulai mengikuti privatisasi (Nippon Telephone and Telegraph).

Pemasar ingin menyelesaikan intervensi negara di dunia dan mempromosikan liberalisasi dan privatisasi. Bahwa posisi itu kekuatan dengan transfer dari GATT ke World Thred Organization (WTO) meningkat pada tahun 1995 tahun. WTO membuat agenda privatisasi, pendapat WTO adalah tidak ada informasi untuk pertumbuhan ekonomi.

Dampak dari WTO yang paling berdampak dalam komunikasi internasional harus 69 tanda untuk mewakili 93% pendapatan negara dari komunikasi untuk terbebaskannya komunikasi sebab-akibat negara mereka adalah basis internasional yang kuat dan melumpuhkan ekonomi.

Sektor Liberalisasi Komunikasi

Banyak yang berpendapat bahwa liberalisasi adalah eksploitasi atau penggunaan sumber daya untuk kepentingan korporasi. Pernyataan ini merupakan kesalahan besar karena konteksnya harus dilihat terlebih dahulu dan penerapannya di Indonesia. Ini karena liberalisasi tidak selalu berdampak negatif terhadap rakyat Indonesia. Salah satunya adalah liberalisasi di sektor telekomunikasi.

Privatisasi Ruang

Pada tahun 1960, satelit menjadi kunci dalam pengembangan Komunikasi Internasional. Kemudian pada tahun 1990, pertumbuhan luar biasa komunikasi global menjadikan satelit sebagai rute perdagangan di langit. Pertumbuhan ekonomi dan kemajuan teknologi telah menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang fenomenal dari industri satelit.

Teknologi digital, dengan satelit modern mengalami peningkatan kapasitas hampir 500 kali dibandingkan dengan pesawat luar angkasa pada 1960-an, deregulasi yang disponsori WTO dan privatisasi cepat organisasi telekomunikasi nasional, telah mempercepat arus informasi melintasi perbatasan nasional. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline