Lihat ke Halaman Asli

Bramasta Yudha pratama

Mahasiswa UIN Walisongo Semarang

Memaknai Puisi Talbiyah dalam Kesendirian Karya KH Mustofa Bisri di Tengah Pandemi

Diperbarui: 13 Desember 2021   17:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ditengah adanya pandemi global Covid-19 yang telah masuk ke wilayah Republik Indonesia pada awal Maret 2020 , pemerintah sudah mengeluarkan berbagai kebijakan publik untuk menekan angka penyebaran virus. Salah satu kebijakan tersebut adalah Social Distancing, yaitu pembatasan fisik dengan menjaga jarak antara satu orang dengan yang lainnya dan menghindari berkumpul bersama dalam suatu acara.

Banyak kalangan yang bisa mengambil hikmah dari adanya pembatasan fisik ini, salah satunya adalah di dalam dunia pendidikan yang mulai memperkenalkan sistem pembelajaran jarak jauh atau daring antara guru dan murid. Bagi kalangan penyair mereka punya cara sendiri untuk memaknai pembatasan fisik yang sedang terjadi saat ini, diantaranya adalah KH Mustofa Bisri. 

KH Mustofa bisri adalah seorang penyair sekaligus pengasuh pondok pesantren Raudlatul Thalibin, Leteh, Rembang dan menjadi Rais Syuriah PBNU. Ditengah pandemi yang menyebabkan diberlakukannya Social Distancing atau pembatasan fisik, beliau menciptakan sebuah puisi untuk memaknai kondisi saat ini yang berjudul Talbiyah dalam Kesendirian. Berikut adalah beberapa bait puisinya beserta penjelasan. 

"Tuhan

 Engkau sepikan tempat-tempat kesibukan kami

 Engkau sunyikan tempat kami membanggakan

 Jumlah kelompok kami, Bahkan Engkau senyapkan

 Rumah-rumahMu, yang selama ini kami ramaikan

 Hanya untuk memuja diri-diri kami, mengingatMu 

 Pun demi kepentingan kami sendiri"

Puisi diatas menggambarkan rintihan doa seorang hamba kepada Tuhannya tentang keadaan yang sedang menimpa umat manusia saat ini. Tempat-tempat yang biasanya dijadikan rutinitas sehari-hari entah untuk mencari rezeki ataupun tempat mencari ilmu tiba-tiba harus rela ditinggalkan sementara waktu dan menjadi sepi tak berpenghuni. Bahkan tempat yang digunakan untuk menyembah Tuhanpun tidak seramai biasanya, para jamaah yang pada waktu sebelum pandemi sering merapatkan shaf sholat sekarang harus rela merenggangkan barisan demi mencegah menularnya covid-19.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline