"Tarian Lengger Maut" merupakan film horror/thriller Indonesia buatan Yongki Ongestu, dan ditulis naskahnya oleh Natalia Oetama pada tahun 2021. Meski latarnya berlokasi di sebuah desa fiktif Pager Alas dengan tari tradisional Lengger khas Banyumas, Provinsi Jawa Tengah, film yang kemudian diganti judulnya menjadi "Detak" ini hanya menceritakan tentang budayanya secara tipis.
Sementara itu, penonton lebih sering diperlihatkan dengan situasi geger banyak warga yang menghilang secara misterius dan salah satunya--diperankan Hendra Prasetyo--ditemukan meninggal dengan bekas jahitan besar di area jantungnya, setelah dr. Jati (Refal Hady) datang, menetap, dan membuka praktik dokter umum di sana.
Selain mengisahkan tentang dr. Jati, film berdurasi 103 menit ini memfokuskan pada karakter Sukma (Della Dartyan) sang penari baru Desa Pager Alas, yang kala itu pertama kali tampil menari di depan publik, dan tengah mempersiapkan beberapa ritual guna menjadi penari Lengger.
Tari Lengger difungsikan sebagai bentuk ekspresi sukacita saat perayaan panen. Penari Lengger harus memiliki indang yang diharapkan mampu menolak bala yang akan terjadi kepada penari maupun orang lain dalam desa itu.
Hal yang asalnya lancar saja, berubah jadi masalah ketika Bayu (Bintang Satria), anak kandung Welas (Alyssa Abidin) teman satu sanggar tari Sukma, yang tiba-tiba hilang sepulang mengikuti kelas tambahan.
Adegan lain yang turut membuat bergidik saat Sukma mendapat penerawangan lalu menemukan bukti bahwa dr. Jati adalah pelaku dari kasus yang mengambil jantung dari para korban tersebut.
Film "Tarian Lengger Maut" menampilkan pemandangan Desa Serang, Purbalingga, dengan bayang-bayang Gunung Slamet yang besar menjulang. Ada pula yang menakjubkan dari film ini yaitu lagu tema berjudul "Rindu" yang dilagukan Assalova Schissandra, merdunya gamelan serta calung yang dimainkan orkes pengiring Tari Lengger, juga kelihaian para aktor bersama aktris utama pun pendukung melafalkan dialog berbahasa Jawa Tengah dengan cengkoknya yang khas.
"Tarian Lengger Maut" yang bisa ditonton di Netflix ini memperoleh peringkat 6,5/10 dari penulis karena pembawaannya yang lambat membuat agak bosan lamun indah secara skoring plus visual.
Film ini kurang memberikan penilaian baik. Beruntungnya di film Yongki Ongestu berikutnya "Kuyang: Sekutu Iblis Yang Selalu Mengintai" yang juga bisa ditonton di Netflix kualitasnya jauh lebih baik, kekurangan dari film "Tarian Lengger Maut" sudah teratasi, dan nilai budaya bukan hanya tempelan saja, sehingga lebih edukatif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H