Lihat ke Halaman Asli

Bramantyo Doni

Petugas Rakyat

Prediksi Kebijakan Fiskal dan Moneter 2025

Diperbarui: 21 Mei 2024   05:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pada tahun 2025, Indonesia diharapkan akan menghadapi berbagai perubahan ekonomi yang signifikan, dipengaruhi oleh kebijakan fiskal dan moneter yang diterapkan oleh pemerintah. Beberapa perubahan utama yang akan mempengaruhi ekonomi adalah kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12%, penerapan opsen pajak untuk Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), serta kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Kenaikan tarif PPN dari 11% menjadi 12% merupakan salah satu kebijakan utama yang akan diterapkan. Pemerintah mengambil langkah ini untuk meningkatkan pendapatan negara guna membiayai berbagai proyek pembangunan infrastruktur dan program sosial. Walaupun bertujuan untuk menyeimbangkan anggaran dan mengurangi defisit, kenaikan ini akan berdampak langsung pada daya beli masyarakat. Harga barang dan jasa akan naik, sehingga masyarakat kemungkinan besar akan mengurangi konsumsi. 

Sektor-sektor seperti ritel, makanan, dan minuman mungkin akan mengalami penurunan permintaan yang signifikan, yang dapat berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi jangka pendek.

Selain kenaikan PPN, pemerintah juga akan mulai menerapkan opsen pajak untuk Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB). 

Opsen pajak ini merupakan tambahan pajak yang dikenakan oleh pemerintah daerah di atas pajak pusat. Tujuannya adalah untuk memberikan pemerintah daerah lebih banyak fleksibilitas dalam mengelola anggaran mereka dan meningkatkan kualitas layanan publik. Namun, penerapan opsen pajak ini juga akan menambah beban pajak bagi pemilik kendaraan. 

Kenaikan biaya PKB dan BBNKB dapat mengurangi daya beli konsumen dalam sektor otomotif, mengurangi penjualan kendaraan baru, dan memperlambat pertumbuhan industri otomotif.

Kenaikan harga BBM juga diperkirakan akan mempengaruhi ekonomi Indonesia secara signifikan pada tahun 2025. Pemerintah memutuskan untuk menaikkan harga BBM sebagai bagian dari strategi untuk mengurangi subsidi energi dan mengalokasikan dana tersebut untuk sektor lain yang lebih produktif. 

Kenaikan harga BBM ini akan menyebabkan inflasi meningkat karena biaya transportasi dan produksi akan naik. Industri yang sangat bergantung pada BBM, seperti transportasi dan logistik, akan menghadapi peningkatan biaya yang signifikan, yang pada akhirnya akan menaikkan harga barang dan jasa di berbagai sektor.

Secara keseluruhan, kebijakan-kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan negara dan mengurangi ketergantungan pada utang luar negeri. Namun, dalam jangka pendek, efek samping dari kebijakan ini mungkin berupa perlambatan pertumbuhan ekonomi. 

Masyarakat akan menghadapi tekanan biaya hidup yang lebih tinggi, yang dapat mengurangi konsumsi domestik. Bisnis juga mungkin akan menahan investasi baru akibat ketidakpastian ekonomi dan peningkatan biaya operasional.

Pemerintah perlu memperhatikan dampak-dampak negatif ini dan mungkin harus mengimplementasikan kebijakan tambahan untuk melindungi kelompok masyarakat yang paling rentan, serta mendukung sektor-sektor yang paling terdampak. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline