Lihat ke Halaman Asli

Bramantyo Doni

Petugas Rakyat

Kebenaran "Baru" di Era Reformasi

Diperbarui: 16 Mei 2024   06:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber gambar

Kebenaran "BARU" di Era Reformasi

Mengupas Konsep dalam Perspektif Berbeda

Era reformasi telah menjadi tonggak penting dalam sejarah modern Indonesia, di mana panggung politik dibuka untuk pluralitas pandangan dan kebebasan berekspresi. Namun, di tengah lautan informasi dan perspektif yang beragam, kebenaran seringkali tercecer dan kabur. Dalam perjalanan pencarian kebenaran, kita menghadapi tantangan untuk menavigasi arus informasi yang seringkali terdistorsi oleh kepentingan politik, sosial, dan ekonomi.

Kebenaran sekarang terbagi menjadi 3,

Kebenaran Menurut Aku:

Bagi saya, kebenaran adalah cermin batin yang menggambarkan integritas dan konsistensi nilai-nilai yang diyakini. Ini adalah panggilan moral untuk berpegang pada prinsip-prinsip kejujuran, keadilan, dan empati. Namun, kebenaran juga merupakan perjalanan pribadi yang terus berubah seiring dengan pengalaman dan pemahaman yang diperoleh sepanjang hidup.

Kebenaran Menurut Kamu:

Mungkin bagi Anda, kebenaran adalah refleksi dari pengalaman subjektif dan interpretasi individu terhadap realitas. Ini bisa mencakup perspektif budaya, agama, atau filosofis yang membentuk pandangan dunia seseorang. Kebenaran, dalam konteks ini, merupakan kolaborasi antara pengalaman personal dan dialog terbuka dengan orang lain.

Kebenaran Menurut Kita:

Sebagai masyarakat, kita berbagi tanggung jawab untuk membentuk narasi bersama yang mencerminkan kebenaran kolektif. Namun, kebenaran kolektif ini juga haruslah inklusif, menghormati keberagaman pandangan dan pengalaman yang ada di dalamnya. Ini mencakup pengakuan akan kesenjangan sosial, penindasan, dan ketidaksetaraan yang mungkin mengaburkan gambaran keseluruhan kebenaran.

Dalam menghadapi tantangan kebenaran di era reformasi, penting bagi kita untuk mempertahankan kritisitas dan kerendahan hati. Kita perlu berkomitmen untuk mencari kebenaran dalam kerangka nilai-nilai universal seperti keadilan, kebenaran, dan kemanusiaan. Hanya dengan demikian kita dapat membangun masyarakat yang kuat dan berkelanjutan, di mana kebenaran tidak lagi hilang di tengah-tengah kebisingan informasi yang ada.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline