Lihat ke Halaman Asli

Angra Bramagara

Orang Biasa

Calon Mahasiswa Baru, Ubah Mindset Kalian!

Diperbarui: 30 Juni 2016   10:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi (http://cumibunting.com/)

Selamat kepada calon mahasiswa yang diterima di PTN sekaligus pada jurusan favoritnya pula. 

Buat yang tidak lulus di PTN, ataupun lulus di PTN tetapi sebenarnya jurusan yang dinyatakan lulus tersebut tidak begitu diminati karena hanya mengejar nama PTN nya tok, jangan patah semangat karena masih ada PTS yang membuka diri untuk menerima kalian. Perlu diketahui bahwa tidak semua jurusan di PTN itu berkualitas, dan tidak semua jurusan di PTS itu jelek, bahkan banyak jurusan di PTS yang lebih berkualitas daripada di PTN. Boleh di cek di website Dikti. 

Hanya saja mindset di masyarakat kita masih terbentuk bahwa PTN itu pasti bagus dan kuliah di sana membanggakan. Terkadang hal-hal semacam itu merupakan momok bagi calon mahasiswa baru yang tidak lulus di PTN ketika mereka bergaul di masyarakat, merasa minder dan tidak percaya diri. Tapi bukan itu permasalahan yang mesti kalian takuti. Mau kuliah di PTN atau PTS bukanlah hal yang mesti kalian banggakan atau malukan. Permasalahan yang harus kalian jawab sebelum kalian memulai kuliah pertama adalah apa tujuan kalian kuliah? Karena dari jawaban ini lah penentu nasib kalian di masa depan bukan di mana kalian kuliah. 

Beberapa motivasi kenapa orang Indonesia berkuliah, saya bagi atas dua motivasi yaitu motivasi pasif dan motivasi aktif. Motivasi pasif seperti karena disuruh orang tua, karena malu dengan lingkungan sekitar kalau tidak berkuliah, supaya dapat membanggakan diri, untuk mencapai cita-cita menjadi sesuatu (karena gelar), supaya dapat diterima bekerja. Motivasi aktif seperti karena berusaha mendapatkan ilmu untuk tujuan tertentu. 

Selama saya bergaul dengan banyak orang, hampir semuanya berkuliah didasarkan atas motivasi pasif. Mereka menerima apapun materi yang disuapkan pada mereka oleh para dosen, tanpa tahu betul untuk apa mereka menerima materi tersebut. Banyak mahasiswa mampu menelan materi-materi yang disuapkan oleh para dosen kepada mereka. Satu kasus, banyak mahasiswa mampu menjawab soal-soal ujian yang diberikan oleh para dosen, namun setelah ujian selesai, banyak di antara mereka langsung lupa materi kuiah yang telah mereka pelajari. Hal seperti ini terjadi pada mereka hingga lulus kuliah. Yang mampu menelan semua mata kuliah tentu memperoleh nilai bagus dan mendapatkan IPK tinggi, setidaknya telah mengantongi syarat administrasi utama untuk bisa melamar kerja dan dipanggil test karyawan.

Kemudian, setelah lulus dengan IPK sangat tinggi, namun setelah terjun ke masyarakat mereka seperti tidak pernah kuliah alias Ilmu-ilmu yang diharapkan dikontribusikan pada masyarakat seakan sirna. Banyak masyarakat hingga perusahaan mengeluhkan hal semacam ini, sehingga  banyak juga perusahaan mesti mengajarkan mereka dari nol (memberikan training) terkait tugas mereka di perusahaan yang seharusnya ilmunya sudah mereka dapatkan di perkuliahan. Seiring berjalannya waktu, pada akhirnya mereka juga menguasai ilmu yang diajarkan tersebut karena didukung dengan pengalaman yang didapatkan selama bekerja berhari-hari bertahun-tahun. 

Beruntung bagi mereka, para pasifer, mampu menelan semua materi kuliah sehingga mendapatkan rata-rata semua nilai mendapatkan IPK tinggi sehingga mampu memenuhi syarat utama untuk bisa mengikuti test karyawan. Nah bagi yang tidak mampu mendapatkan nilai tinggi di semua mata kuliah? Tentu mereka akan menjadi calon kuat pengangguran, walaupun yang mempunyai IPK tinggi pun punya peluang menjadi pangangguran karena jumlah lulusan tiap tahun di Indonesia begitu tingginya dan terus bertambah sedangkan lapangan kerja jumlahnya segitu-segitu saja (sampai saat ini). 

Ada beberapa opsi lulusan perguruan tinggi yaitu bekerja (menjadi karyawan), mengabdikan diri pada masyarakat (sosial), serta mandiri (berwirausaha atau meneruskan usaha keluarga). Banyak dari mereka masih memegang mindset menjadi karyawan adalah harga mati, karena berbuat di luar itu merasa tidak mampu bahkan gengsi. Sayangnya mindset seperti ini semakin dipelihara oleh mindset sebagian masyarakat Indonesia terutama orang-orang tua.

Dengan mengubah mindset para mahasiswa baru ketika berkuliah, maka bangsa ini tidak lagi selalu menghadapi fenomena seperti itu setiap tahun. Tidak lagi selalu mengurusi pengangguran terdidik berstatus sarjana hingga doktor. Karena seharusnya mereka-mereka itulah yang membantu negara ini menjadi negara maju. Bukan malah menjadi beban pemerintah.

Ubah Mindset
Ubahlah mindset dari mindset pasif menjadi aktif. Kalau dulu berkuliah agar bisa bekerja di sana sini, atau menjadi ini itu. Maka mulai saat ini ubahlah menjadi mau membuat apa ketika nanti kuliah atau setelah lulus kuliah. Di masa depan akan banyak profesi baru, yang saat ini belum mempunyai nama. Bisa jadi saat ini kalian katakan mau menjadi ini itu tapi setelah lulus nanti 4 hingga 5 tahun lagi, profesi semacam itu tidak dibutuhkan lagi.

Banyak orang sukses yang kita lihat saat ini berkuliah dengan motivasi aktif. Kita ambil contoh para pengusaha-pengusaha besar yang punya pengaruh di dunia. Banyak di antara mereka tidak lulus kuliah bahkan tidak pernah mengenyam bangku kuliah karena mereka sudah mendapatkan apa yang mereka cari, mereka yang tidak kuliah saja bisa sukses apalagi kalian yang mampu untuk kuliah baik di PTN maupun di PTS, jadi tidak ada alasan bagi kalian untuk menyalahkan PTN atau PTS di mana kalian kuliah. Adapun pengusaha itu mengenyam pendidikan kuliah hingga lulus itu karena ada suatu ilmu yang mereka cari di perkuliahan, di mana ketika mereka lulus mereka langsung mengimplementasikan ilmu tersebut dalam bentuk karya nyata, nah mestinya inilah yang kalian contoh dari para pengusaha sukses itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline