Lihat ke Halaman Asli

Angra Bramagara

Orang Biasa

Butuh Tumpangan, Suporter Mulai Resahkan Warga

Diperbarui: 18 Oktober 2015   15:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Angkot Berbaris (sumber: bobotoh.id)"][/caption]

 

Pertandingan final sepakbola Piala Presiden 2015 antara Persib Bandung dan Sriwijaya FC, membuat antusias para suporter kedua  klub tersebut untuk menonton langsung di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta. Antusiasme para suporter ternyata terbatasi oleh transportasi dari daerah asal mereka ke Jakarta.

Kemaren, perusahaaan otobis sudah mulai was-was untuk mengangkut suporter sepakbola ke Jakarta, karena ada beberapa kendaraan dan bis dilempari oleh pihak tertentu di sekitaran jalan menuju Jakarta. Perusahaan menarik bis nya dari mengangkut para suporter. Padahal agar para suporter aman sampai ke Jakarta, pihak berwajib menganjurkan agar para suporter menumpang kendaraan yang resmi disediakan yaitu bus yang dikawal oleh aparat keamanan.

Suporter yang sudah memiliki tiket dimana tiket tersebut mereka dapatkan dengan harga yang dinaikkan merasa kebingungan, karena jumlah bis yang rencananya akan mereka tumpangi berkurang. Mereka mengharapkan ada kendaraan yang akan menangkut mereka ke Jakarta. Untuk mengantisipasinya, aparat menyediakan truk mereka untuk mengangkut para suporter hingga ke Jakarta, sedangkan yang lain sudah pergi ke Jakarta sejak kemaren, bahkan dini hari tadi dengan menggunakan kendaraan pribadi. Namun masih ada suporter yang belum terangkut.        

Nafsu para suporter untuk menonton langsung tim kesayangannya di Jakarta pada akhirnya meresahkan warga. Kini angkot (angkutan kota) pun dijadikan sasaran untuk "dibajak" sebagai kendaraan mereka menuju Jakarta. Penumpang angkot bahkan ada yang disuruh turun, dan para suporter "menyewa" angkot tersebut untuk menuju Jakarta. Supir angkot hanya bisa pasrah, mengingat kekhawatiran akan kemampuan angkot untuk sampai ke Jakarta melewati jalan tol, dan kekhawatiran mereka terhadap kemungkinan terkena tangan-tangan jahil selama perjalanan.      

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline