Lihat ke Halaman Asli

Angra Bramagara

Orang Biasa

Harapan untuk Pariwisata Indonesia

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Berbicara mengenai pariwisata Indonesia, bagitu banyak objek wisata yang dapat dijual baik ke wisatawan domestik maupun mancanegara. Indonesia memiliki kekayaan yang begitu besar seperti kekayaan dari masyarakatnya yang bersuku-suku dengan kebudayaan yang beragam dimana masing-masingnya memiliki kekhasan tersendiri apakah itu dari bahasa, makanan, pakaian, lagu, karya seni, permainan, rumah adat, serta adat istiadat. Selain itu Indonesia kaya akan peristiwa-peristiwa apakah itu peristiwa sejarah mulai dari sejarah era kerajaan nusantara, era pra kemerdekaan, era kemerdakaan, hingga era reformasi, hingga peristiwa yang terkait dengan sejarah alam yang menarik mata dunia, dimana masing-masing peristiwa tersebut meninggalkan jejak kenangan yang dapat digunakan sebagai sarana untuk belajar maupun mengenang masa-masa tersebut. Alam Indonesia yang indah juga merupakan objek wisata yang sangat menarik untuk dinikmati seperti pegunungan, danau, sungai, alam bawah laut, hutan, tepi pantai, dst.

Menjual kekayaan itu bukan berarti berpindah kepemilikan layaknya produk fisik, namun yang dijual adalah "experience" atau pengelaman. Yang di jual adalah kenyamanannya, yang dijual adalah sensasinya, yang dijual adalah rasanya, dst.

Memberikan pengalaman dilakukan di seluruh titik sentuh, dimulai dari titik sentuh awal antara "penjual" pariwisata dan calon wisatawan. Bagaimana mempromosikan wisata Indonesia ke seluruh Indonesia dan seluruh dunia. Saat ini era internet, rasanya tidak terlalu sulit untuk mempromosikan wisata Indonesia, hanya bermodalkan perangkat yang bisa terhubung ke internet yang tidak gratis, dan memanfaatkan media promosi gratis seperti media sosial apakah itu facebook, twitter, instagram, blog, dst, seluruh orang mampu mempromosikan wisata yang ada di lingkungannya. Berkreasi lah secara kreatif untuk memikat netizen. Perlu diingat bahwa media internet tersebut mampu menjangkau seluruh dunia, oleh karena itu alangkah baiknya setiap menampilkan objek-objek wisata juga diceritakan terkait objek tersebut selain menggunakan bahasa Indonesia juga dengan bahasa Indonesia. Selain peran media online, sarana promosi pun bisa dilakukan lewat film. Saya senang ketika film-film tanah air lagi banyak membuat film dengan berlatarkan daerah-daerah Indonesia yang memiliki nilai wisata tinggi. Dunia pendidikan pun bisa dijadikan sarana mempromosikan wisata tanah air. Cukup banyak sekolahan selain memberikan wawasan di dalam kelas terkait dengan budaya tanah air, alam tanah air, serta sejarah tanah air, namun juga memberikan wawasan langsung ke lapangan.

Mempromosikan wisata Indonesia saat ini rasanya tidak sulit, tanpa di suruh pun dengan sendirinya orang Indonesia akan mempromosikan wisata Indonesia disebabkan  saat ini banyak orang yang suka memamerkan diri atau selfie yang ditampilkan melalui media sosial online ketika mereka lagi berlibur.  Namun ada beberapa hal yang saya rasa perlu perhatian lebih agar pariwisata Indonesia memiliki nilai jual tinggi, dimana warga dunia rela merogoh kocek banyak untuk berkunjung ke Indonesia, dan masyarakat Indonesia lebih tertarik untuk mengeksplor objek-objek wisata tanah air daripada mengunjungi luar negeri, yaitu bagaimana ketika wisatawan berkunjung ke objek-objek wisata Indonesia memiliki pengalaman yang istimewa dan tidak terlupakan bahkan diharapkan setelah mereka pulang ke daerah atau negaranya masing-masing ingin kembali lagi namun dengan membawa rombongan lebih banyak dan duit lebih banyak. Hal tersebut adalah:

1. Objek wisata

Bangsa ini bangga memiliki sumber kekayaan yang bisa dijadikan sebagai objek wisata. Namun sayang banyak dari objek itu tidak terawat dengan baik, bahkan terbengkalai begitu saja. Banyak kita temui objek-objek wisata terutama terkait dengan wisata sejarah sudah menjadi sarang lumut dan semak belukar, serta bagian-bagian fisiknya pun sudah ada yang hilang. Tidak hanya fisik, objek wisata non fisik pun sudah banyak yang hilang akibat tergerus perkembangan zaman. Sudah jarang kita temui tarian-tarian tradisional, nyanyian tradisional, permainan tradisional, dst, dimana itu mungkin bisa kita temui ketika kita ke kampung-kampung pelosok, itupun dimainkan oleh orang-orang tua yang mungkin sebentar lagi karya seni tradisional itu pun bisa punah. Kondisi alam yang sebenarnya bisa dijual sebagai objek wisata dengan nilai yang tinggi pun saat ini sudah mulai dijamah orang-orang nakal sehingga sensasi alamnya dirasakan sudah berkurang.

Saya berharap agar objek-objek wisata baik fisik maupun non fisk di inventarisir oleh pemerintah maupun masyarakat, kemudian objek-objek itu dipelihara serta dirawat dengan baik, agar objek-objek itu bersih dan dapat dinikmati hingga akhir zaman.

2. Infrastruktur menuju lokasi objek wisata

Infrastruktur terutama terkait dengan transportasi dan logistik merupakan permasalahan yang tidak hanya menjadi masalah di dunia pariwisata namun juga di dunia bisnis lainnya. Memang perlu keterlibatan berbagai pihak untuk membenahi sektor ini apakah itu kementerian perhubungan, kementerian PU, kementerian, dsb. Hadirnya infratstruktur yang baik akan sangat berpengaruh terhadap proses menikmati wisata di Indonesia. Jangan sampai wisawatan merasa badmood ketika harus menghadapi kondisi infrastruktur yang buruk ketika sedang berwisata. Badmood tersebut akan bertambah badmood ketika merasakan dampak kondisi infrastruktur yang buruk dan minim terhadap biaya transportasi dan biaya konsumsi selama berada di obek wisata yang mahal.

Saya berharap sinergi berbagai pihak untuk meningkatkan serta menciptakan sarana dan prasarana penunjang pariwisata terutama terkait infrastruktur transportasi dan logistik menuju ke objek wisata. Dimana nantinya wisatawan merasa senang, nyaman, dan bahagia ketika berwisata karena mereka menikmati sarana transportasi yang baik, dan biaya konsumsi yang murah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline