Lihat ke Halaman Asli

Ani Berta

TERVERIFIKASI

Blogger

Tantangan Seorang Ibu dalam Kontribusi Perkokoh Persatuan Bangsa Di Abad Ini

Diperbarui: 1 Januari 2020   01:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok Pri

Membicarakan ibu tak akan pernah ada habisnya. Ibu makhluk kuat dan multitasking yang tak ada bandingannya. Seorang ibu akan rela berbohong supaya anaknya lebih dulu makan kenyang dan rela hak nya dikesampingkan asal kebutuhan keluarganya terpenuhi dengan baik. Bagi ibu, keluarga adalah yang utama dan taka da kebahagiaan yang dirasakan selain melihat keluarganya bahagia dan tersenyum.

Pada 22 Desember 2019 lalu, saya merasakan  privilege dapat diundang ke acara peringatan Hari Ibu 2019 bersama Badan Pembinaan Ideologi Pancasila dan Kompas TV di Ritz Carlton Jakarta. Terima kasih saya haturkan kepada Kompasiana yang telah mengundang ke acara luar biasa ini. Tak lupa juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Mba Yayat yang sudah mengajak saya langsung via WA.

Hadir di acara Hari Ibu ini, membuat saya semangat dan hati senang. Karena begitu banyak perempuan hebat yang menjadi peserta acara ini dan datang dari banyak tempat dengan latar belakang yang beragam.

Para peserta mengenakan baju adat setiap daerah sambil menikmati makan siang sebelum acara dimulai. Kesempatan ini saya gunakan untuk berfoto bareng dengan sesame perempuan yang mengenakan pakaian-pakaian adat indah dari berbagai daerah. Mulai dari Dayak, Sunda, NTT, Batak, Padang, Palembang , Aceh, Nias dan masih banyak lagi.

Memasuki acara, kami larut dalam lantunan Lagu Indonesia Raya yang dinyanyikan bersama dengan kompaknya. Moment seperti ini yang sangat saya sukai. Jarang soalnya menyanyikan lagu kebangsaan dalam keseharian. Kalau gak di acara seperti ini.

Key Note Ibu Megawati (Dok Pri)

Key Note Speech Ibu Megawati Soekarno Putri membakar semangat para ibu yang hadir. Ibu Mega menyoroti jumlah keterwakilan perempuan dalam kjancah politik yang masih kurang dari standar. Perempuan Indonesia masih banyak yang belum percaya diri berpartisipasi dalam dunia politik. Terutama untuk memimpin suatu institusi.

"Tak ada salahnya perempuan menjadi pemimpin, perempuan sering punya ide brilian yang dapat menjadi partner pemimpin laki-laki untuk menjalankan roda pemerintahan atau ogranisasi. Kapolri, Panglima ABRI atau apapun why not perempuan? Presiden saja bisa perempuan apa lagi yang lainnya." Ucapan Bu Mega yang berapi-api ini disambut riuh tepuk tangan hadirin.

"Contoh nyata, perempuan Indonesia yang telah berjuang sejak dulu langsung di medan pertempuran, patut diteladani keberanian seorang laksamana laut perempuan pertama di dunia, yaitu Laksamana Malahayati dari Aceh. Yang berani satu lawan satu dengan penjelajah dari Belanda Cornelis de Houtman yang akan mencuri rempah-rempah." Ini luar biasa dan bisa menjadi cermin perempuan Indonesia. Tambah Ibu Mega.

Ibu Mega juga menekankan bahwa keterwakilan perempuan dalam segala aspek sangat diperlukan untuk memengaruhi kebijakan dan solusi yang akan dicapai. Misalnya, kasus kekerasan pada rumah tangga, pelecehan seksual dan perdagangan perempuan. Jika ada wakil perempuan di dalamnya, kebijakan-kebijakan terkait masalah ini bisa dibuat berdasarkan sudut pandang perempuan itu sendiri.

Ibu Sri Mulyani (Dok Pri)

Hadir juga Ibu Sri Mulyani, Menteri Keuangan yang berkiprah dalam hal keuangan dengan portfolio dalam dan luar negeri. Karirnya yang mendunia juga tak lepas dari rasa kepercayaan diri dan kemampuannya beradaptasi dengan berbagai kondisi.

Ibu Sri Mulyani membahas tentang kiprah perempuan yang dipercaya memegang jabatan atau kepemimpinan tertentu, ada baiknya diberikan apresiasi dua kali lipat dari seperti biasanya. Karena perempuan melakukan suatu jasa dalam kepemimpinannya, sudah pasti memakai effort yang maksimal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline