Kepanikan orang tua dengan anak lahir prematur membuat mereka tidak fokus pada penanganan yang harus segera dilakukan. Saat mendapat anak dengan lahir prematur, orang tua biasanya merasa panik, bingung dan kecil hati. Karena diliputi rasa takut tak mampu menangani masalah tersebut.
Padahal, jika mau berkonsultasi kepada dokter atau bidan terdekat, anak yang lahir dengan prematur dapat ditangani dengan baik hingga anak tersebut tumbuh dan cerdas karena ditunjang dengan nutrisi cukup dan penanganan medis yang tepat.
Belum tersosialisasikan edukasi soal anak lahir prematur kepada masyarakat. Maka, bertepatan dengan Hari Prematur Sedunia yang diperingati setiap 17 November, diadakan talkshow Bicara Gizi dengan tema "Upaya Pencegahan dan Tata Laksana Anak Prematur Agar Tumbuh Kembang IOptimal" pada 14 November 2019 dengan Narasumber Dr.dr. Ali Sungkar, Sp.OG-KFM, Dokter Obsteri dan Ginekologi Konsultan Fetomaternal Rumah Sakit dr. Ciptomangunkusumo (RSCM).
Hadir juga dr.M.Azharry Rully S, Sp.A, Dokter Spesialis Anak Konsultan Neonatalogi Rumah Sakit dr.Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Patut menjadi perhatian persoalan bayi lahir premature ini, sebab menurut catatan WHO, dari 10 negara yang menyumbang 60% kelahiran anak prematur dunia, Indonesia adalah merupakan salah satu di antaranya dan menempati peringkat 5 tertinggi.
Dokter Ali menjelaskan faktor risiko pemicu kelahiran anak prematur, yakni melahirkan sebelum usia kandungan mencapai 37 minggu. Beberapa faktor tersebut adalah :
Usia ibu yang terlalu muda saat terjadi kehamilan. Karena ibu yang terlalu muda, usia di bawah 17 tahun dan terlalu tua untuk usia kehamilan di atas 35 tahun. Menurut Dokter Ali, pada usia tersebut secara hormon dan tenaga kondisinya kurang mendukung. Ketahanan tubuh ibu pun tidak prima.
Ibu hamil dengan anak kembar dua atau lebih, saat hamil anak kembar rentan lahir prematur karena kapasitas Rahim yang tak semua kuat menyangga bayi lebih dari satu.
Infeksi saat kehamilan, Jangan sepelekan soal infeksi. Dokter Ali menjelaskan bahwa infeksi saat kehamilan bukan hanya terjadi pada Rahim dan seputar organ reproduksi saja. Tapi mencakup seluruh badan. Bagian badan mana pun yang terkena infeksi, bakteri atau virus yang menjangkiti akan menyebar termasuk ke dinding Rahim dan akan mengkontaminasi selaput ketuban yang berpotensi merobeknya sehingga bayi menjadi lahir lebih cepat.
Dokter Ali memberikan contoh, saat ibu sakit gigi dan giginya berlubang, sehingga lubang tersebut dihinggapi banyak bakteri dan menyebar hingga ke rahim. Jadi, jangan sepelekan sakit gigi.
Penyakit yang diderita ibu saat hamil, seperti diabetes, hipertensi, anemia, gangguan mental dan lain-lain.