Lihat ke Halaman Asli

Ani Berta

TERVERIFIKASI

Blogger

The Help

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13904582062059010623

[caption id="attachment_317676" align="aligncenter" width="300" caption="Film yanng diadaptasi Novel Karya Kathryn Stockett"][/caption]

Mencari inspirasi hidup, selain dari lingkungan sekitarnya dan orang-orang yang mempunyai kepatutan untuk diteladani, saya sering mengambil inspirasi dari film-film bagus yang saya tonton baik di bioskop atau DVD di rumah. Ini adalah solusi juara saat membunuh kejenuhan.

Kemarin saya beli DVD (Bukan bajakan dong, saya kan anti beli segala hal yang bajakan hehe ) DVD Film The Help. Sebenarnya ini film sudah lama, dirilis Tahun 2011 tapi lihat sinopsis di belakang sampul sangat menarik. Ada kisah jurnalisnya. Film Drama Amerika yang diadaptasi dari Novel dengan judul yang sama, karya Kathryn Stockett. Saya bagi ya ceritanya di sini.

Sinopsis

Eugenia Phelan dengan panggilan Skeeter (Emma Stone), seorang penulis yang idealis dan menentang diskriminasi antara warga kulit hitam dan kulit putih. Bekerja di sebuah media besar dan mengisi kolom Dear Myrna. Kesempatan ia manfaatkan untuk sosialisasikan anti rasialis. Semua orang terdekatnya tak ada yang mendukung, malah menjadi bahan cemoohan. Termasuk oleh teman-temanya di klub permainan kartu, seperti sahabatnya Hilly dan Elizabeth yang tak setuju akan gerakan Skeeter ini. Tetapi Skeeter tetap ingin mewujudkannya, malahan ingin membuat buku dengan sudut pandang para pembantu Negro yang menjadi narasumbernya.

Skeeter akhirnya membuat proyek menulis rahasia bersama dua pembantu kulit hitam bernama Aibileen Clark (Viola Davis) dan Minny Jackson (Octavia Spencer). Salah satu redaktur di tempat Skeeter bekerja, sangat mendukung proyek ini, dengan catatan, ada 12 pembantu yang menyumbang cerita didalamnya. Tentu saja hal ini adalah tantangan berat bagi Skeeter, sebab para pembantu kulit hitam banyak yang ketakutan karena jika ketahuan saling berhubungan dengan kulit putih diluar pekerjaan sebagai pembantu, akan diberikan hukuman dari pemerintah. Hanya Aibileen dan Minny yang berani dan paham bahwa proyek tersebut adalah demi memperjuangkan hak kaum hitam khususnya para pembantu rumah tangga yang banyak diperlakukan tak sewajarnya, seperti diberikan gaji kurang dari batas minimun, tak diberikan jaminan sosial bahkan diperlakukan semena-mena.

Skeeter kerap mendatangi rumah Aibileen untuk menulis kisah-kisah Aibileen maupun Minny selama bekerja pada majikannya, sampai akhirnya puluhan teman Aibileen ikut mendukung memberikan kontribusi pada proyek ini. Kisah yangsangat menyentuh, mereka walau diperlakukan tidak manusiawi oleh majikan kulit putihnya tapi tetap bekerja dengan penuh tanggung jawab. Mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga, mengurus anak-anaknya sampai memerhatikan hal-hal kecil kebutuhan keluarga kulit putih tersebut. Padahal para majikannya kerap tak memberikan kasih sayang sewajarnya pada anak-anaknya. Mereka lebih mementingkan aktualisasi untuk dirinya sendiri, seperti pergi ke klub main kartu acara kumpul-kumpul yang kurag penting di luar rumah. Skeeter pun bercerita kisah pengasuhnya bernama Constantine yang dipecat oleh ibunya karena kesalahan kecil.

Dari beragam kisah itu, ada juga yang merasa kesal, Minny yang dipecat oleh Hilly majikannya, karena memakai toilet majikan. Hilly adalah sahabat Skeeter yang mengampanyekan kesehatan kaum kulit putih dengan gerakan membuatkan toilet sendiri untuk para pembantunya di luar rumah. Karena menganggap penyakit kulit hitam berbeda dan membahayakan. Minny kepergok memakai toilet Hilly saat badai besar, Minny tak berani ke luar rumah untuk ke toiletnya sendiri. Seketika itu, Hilly memecat dan mengusirnya.

Minny menaruh dendam atas perlakuan majikannya, suatu hari, Minny membawakan kue pie kesukaan Hilly, padahal adonannya dicampur kotorannya sendiri, ini adalah perbuatan Minny yang membuat murka Hilly sepanjang masa. Minny tak menyesal karena ia berhasil memberi pelajaran kepada majikannya yang sangat anti kulit hitam serta membuat kampanye toilet yang keterlaluan.

Proyek buku Skeeter dan para pembantu kulit hitam kelar, berhasil naik cetak dengan judul Buku The Help dan beredar di toko-toko buku. Reaksi warga beragam, ada yang pro juga kontra. Ada yang terinspirasi ada juga yang tak terima. Banyak orang terdekat Skeeter yang dikecewakan dengan isi buku yang menohok dan tepat menggambarkan perilaku buruk mereka. Diantaranya Hilly dan Elizabeth. Juga pacarnya Skeeter yang masih sahabat Hilly. Skeeter rela hubungannya menjadi buruk dengan mereka demi memperjuangkan persamaan hak kaum kulit hitam yang harus ditegakkan, terutama memenuhi hak kesejahteraan para pembantu serta perlakuan manusiawinya. Skeeter tak peduli semua teman dekat bahkan pacarnya yang menjauhinya.

Jerih payah dan perjuangan Skeeter bersama Aibileen, Minny dan para pembantu kulit hitam lainnya menuai hasil. Buku The Help bukan Cuma laku di pasaran namun mendapat penghargaan tinggi dari sebagian masyarakat.

Apakah aktivitas Skeeter setelah berhasil membuat proyek buku The Help?Apakah ia tetap bekerja sebagai jurnalis? Selengkapnya bisa tonton film ini ya.

Resensi

Banyak percakapan inspiratif dalam film ini, tema film yang bukan hanya menyuarakan anti diskriminasi dan memanusiakan para pembantu rumah tangga berkulit hitam, tapi ada kisah-kisah keseharian yang menyentuh. Curahan kasih sayang antara ibu dan anak yang kurang komunikatif dan tak ada kualitas kebersamaan akan terkalahkan oleh kualitas hubungananak dan pembantu yang mengasuhnya.

Sangat terpukau dengan percakapan pengasuh Constantine kepada Skeeter, “Carilah jalan hidupmu sendiri jangan sampai hidup yang memilihmu.” Makna yang sangat dalam dan menunjukan bahwa kita sebagai manusia harus bisa mengendalikan kehidupan bukan kita yang dikendalikan kehidupan.

Perjuangan penuh seorang Skeeter yang rela dijauhi sahabat dan pacarnya demi persamaan hak kaum kulit hitam daan kulit putih adalah sebuah idealisme yang murni demi kemanusiaan. Skeeter tak peduli dengan berbagai kepentingan pribadinya yang banyak terenggut. Perjuangannya untuk menegakkan hak asasi sesama dianggapnya lebih berharga dari pada hubungan baik dengan orang-orang terdekatnya yang semu. Yang hanya diukur oleh status sosial, ras dan kekayaan.

Film The Help sangat meginspirasi juga menghibur karena dalam beberapa adegan ada komedinya. Selain itu, tokoh-tokoh yang bermain dalam film ini sangat maksimal, semuanya begitu menjiwai dan terlihat natural. Saya sangat suka film ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline