Lihat ke Halaman Asli

Ani Berta

TERVERIFIKASI

Blogger

Perempuan Perlu Melek Ivestasi

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1399167232212896915

“Saya mau curcol nih kepada narasumber dan peserta yang hadir di sini, bahwa saya sebelum resign dari pekerjaan saya di kantor selama dua puluh tahun, saya mendapatkan gaji setiap bulannya selalu habis dan habis, tak pernah bersisa. Walaupun saya menabung, tetap saja sangat mudah tergoda untuk mengambilnya disaat sedang tidak begitu memerlukannya sekalipun. Ini sebagai bukti bahwa saya tidak dapat menjadi manajer keuangan yang baik untuk diri saya sendiri. Sehingga hasil jerih payah saya tidak nyangkut sama sekali, sekarang baru saya sadari bahwa pentingnya arti investasi itu perlu diaplikasikan.” Ujar salah seorang peserta seminar Perempuan Dan Investasi di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Tower 2 Tangal 28 April 2014 lalu.

[caption id="attachment_334631" align="aligncenter" width="576" caption="Narasumber, Joko Saptono dan Febriati Nadira"]

13991692171096752050

[/caption]

Curhat dan pernyataan salah satu peserta ini ditanggapi dengan paparan wawasan tentang investasi oleh narasumber yang hadir pada saat itu, diantaranya Joko Saptono dari BEI yang mewakili Friderica Widyasari Dewi dari Indonesia Stock Exchange (IDX) dan Febriati Nadira dari Mandiri Sekuritas.

Joko Saptono mengungkapkan bahwa untuk mulai berinvestasi harus dari kesadaran sendiri dengan mencari informasi terkait sebelum mengaplikasikannya. Berinvestasi harus dimulai dari sekarang sebelum terlambat. Mengapa investasi diperlukan? Karena melihat prospek yang semakin meningkat dan besar nilainya. Indonesia yang menempati posisi ekonomi peringkat 16 dunia pada saat ini dan diperkirakan akan meningkat ke nomor 7 dunia di Tahun 2030, ditambah dengan penduduknya yang cukup besar, akan semakin mendukung prospek pasar modal yang akan meningkatkan ekonomi masyarakat.

“Perempuan biasanya mempunyai adjustment holding yang tinggi dibanding laki-laki dalam berinvestasi, artinya perempuan selalu punya banyak pertimbangan untuk tidak mencairkan investasinya terlalu cepat, jadi nilai lebih suatu investasi akan didapatnya dengan mudah.” Kata Joko Saptono.

“Di Indonesia jumlah investor baru mencapai 400 ribu, tidak sampai 0,2% dari jumlah standar sesuai jumlah penduduknya, bahkan di Jakarta sendiri, masih banyak yang kurang memahami arti investasi dan belum banyak untuk menjadi investor.” Joko menambahkan.

“Kita sebenarnya bisa mulai berinvestasi dari nominal yang lebih kecil, peran investasi bagi mencegah risiko terjadinya inflasi sangat membantu, contohnya pada Tahun 90an membeli motor cukup dengan dana Rp. 2,5 Juta pada Tahun 200an meningkat 400-500% yang artinya ini adalah bukti inflasi yang tidak menentu. Jika kita berinvestasi sedini mungkin, hal tersebut akan teratasi.

Joko Saptono memperkenalkan Pasar Modal, yang berfungsi mempertemukan pihak yang membutuhkan dana jangka panjang dan pihak yang membutuhkan sarana investasi pada instrumen finansial (Saham, Obligasi, reksadana dan lain-lain). Seperti yang tertuang dalam UU Pasar Modal No.8 Tahun 1995 yang bersangkutan dengan :

Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, Lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek.

Selama ini, kita hanya tahu Bursa Efek dari mendengar saja ketika orang membincangkan hal ini atau dari media cetak dan elektronik. Tanpa mengetahui apa peran dari Bursa Efek itu sendiri, dalam kesempatan ini, dibahas beberapa peran Bursa Efek, sebagai berikut :

1.Menyediakan semua sarana perdagangan Efek (Fasilitator)

2.Membuat peraturan yang berkaitan dengan kegiatan bursa

3.Mengupayakan likuiditas instrumen

4.Mencegah praktek-praktek yang dilarang di bursa (Kolusi, pembentukan harga yang tidak wajar, insider trading, dsb) – regulator

5.Menyebarluaskan informasi Bursa (transparansi)

6.Menciptakan instrumen dan jasa baru.

Dalam presentasi Frederica dari IDX yang disampaikan Joko Saptono, memberikan 7 kiat menghindaripenipuan berkedok investasi, diantaranya :

1.Jangan terjebak dengan janji-janji palsu

2.Hindari penjual yang memaksa

3.Waspadai penjual dengan bujuk rayu,

4.Waspadai replikasi dan penguncian dana

5.Hindari perusahaan yang tidak jelas

6.Cermati izin dari badan pengawas

7.Ingatlah prinsip investasi yang selalu berbanding lurus dengan risiko yang ditanggungnya.

Dijelaskan juga 8 langkah investasi sebagai berikut :

1.Pahami dulu tujuan investasi, apakah untuk biaya pendidikan, dana pensiun, jangka pendek, menengah atau panjang.

2.Kenali profil risiko, apakah risk averter, moderate, risk taker

3.Pelajari alternatif investasi yang tersedia

4.Pahami risiko yang berkaitan dengan tiap alternatif investasi.

5.Tentukan batas investasi sesuai dengan kemampuan keuangan.

6.Tentukan strategi investasi.

7.Manfaatkan jasa profesional apabila belum memahami wahana investasi.

8.Pertahankan tujuan (Jangan memenuhi fluktuasi sesaat)

Febriati Nadira dari Mandiri Sekuritas memberikan tips untuk perempuan yang ingin berinvestasi, diantaranya dengan mempelajari dari buku-buku, surat kabar pada kolom saham dan ikut millis para investor suatu produk. Contohnya, dari sebuah program Mandiri Sekuritas, ada millis para investor yang sering berbagi ilmu dan berbagi pengalaman dalam dunia investasi. Member dapat memperoleh wawasan dan ilmu dari percakapan dan sharing dengan sesama member. Intinya sempatkan waktu ditengah kesibukan untuk memperoleh hasil maksimal di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline