Lihat ke Halaman Asli

Brahmantyo Praptadi

Menulis dengan rasionalis

Pesta, Bola, dan Cerveja: Sepakbola Lebih dari Sekedar Permainan

Diperbarui: 31 Desember 2021   14:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber :  galeri penulis

Jika berbicara sepakbola, kita berbicara pertandingan antar dua kesebelasan yang saling berlomba mencetak gol dan yang paling banyak mencetak gol ialah kesebelasan yang keluar sebagai pemenang. Adapun aksi-aksi di lapangan seperti sundulan keras Cristiano Ronaldo, tendangan melengkung nan indah Lionel Messi, gocekan aduhai khas Neymar, hingga penyelamatan yang membuat mulut penonton menganga ala David De Gea.

Namun, Sepakbola lebih luas dari sebuah pertandingan dan aksi pemain di lapangan. Jika membahas sepakbola kita juga membahas tentang pemain ke-12 di lapangan, Supporter. Itulah yang berusaha diangkat oleh Mas Ilham dalam buku berjudul Pesta, Bola, dan Cerveja.

Menceritakan mengenai kisah Mas Ilham selama meliput turnamen besar sepakbola mulai dari Euro 2012, Piala Dunia 2014, Euro 2016, hingga sedikit kisah Piala Dunia 2018. Hooligans Inggris yang terkenal sangar namun ciut saat bertemu supporter dari Rusia, Supporter Islandia sebagai negara kuda hitam namun berhasil di lirik dunia, hingga perseteruan antara supporter Brazil dan Argentina. Semua pembahasan mengenai dinamika antar supporter dan karakteristik supporter tiap negara dikupas habis-habisan dalam buku ini.

Hal-hal teknis di lapangan sebagai seorang supporter maupun jurnalis juga tidak luput dibahas, mulai dari fenomena calo pada turnamen besar, tim keamanan yang menjaga stadion, hingga upaya tiap negara untuk ‘mendekatkan’ diri dengan awak media dan supporter seperti Timnas Italia dengan Cassa Azzuri dan Timnas Belanda dengan Oranjecamping.

Pesta, Bola, dan Cerveja menghadirkan kisah-kisah dibalik layar sepakbola. salah satu keunggulan dari buku ini adalah dapat membawa penonton sepakbola layarkacas̶e̶p̶e̶r̶t̶i̶ ̶s̶a̶y̶a̶ dapat merasakan langsung atmosfer di tempat kejadian. Bagaimana ketegangan ditengah nobar yang diadakan di area fanfest, hingga hati yang bergetar saat mendengar Supporter dari Timnas Inggris bersama-sama melantunkan lagu don’t look back in anger milik oasis usai kekalahan menyakitkan atas Kroasia di semifinal Piala Dunia 2018.

Sepakbola lebih dari sekedar permainan antar dua kesebalasan, di dalamnya terdapat banyak hal menarik untuk dibahas, dan salah satunya adalah dinamika antar supporter. Seperti kalimat yang berada di balik buku ini, “Karena kisah sepakbola tak selesai kektika bola berhenti bergulir.”

Saya berhasil menyelesaikan buku setebal 160 halaman ini saat Euro 2020 digelar pada 11 Juni 2021 lalu. Sebuah waktu yang amat tepat bukan? Namun, baru berhasil menulis resensi ini di bulan Desember yang bertepatan dengan digelarnya Piala AFF 2020 di Singapura. Tapi tenang saja, buat kamu yang tertarik buat membaca buku ini nggak akan ketinggalan euforianya kok! Sangat recommended.

Sepakbola, dengan segala intrik kontroversinya, terbukti menjadi jembatan yang mempertemukan umat manusia. Perbedaan suku, agama, bahasa, jenis kelamin, status ekonomi, dan budaya tidak lagi menjadi penghalang. Andai sepakbola adalah agama, saya yakin pemeluknya adalah yang terbanyak di planet ini. — Pesta, Bola, dan Cerveja, hlm. 153.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline