Lihat ke Halaman Asli

Cerpen Robohnya Surau Kami: Sindiran Kepada Orang Yang Beribadah Dan Beribadah Terus

Diperbarui: 17 Juni 2015   18:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Haji Ali Akbar Navis(lahir di Kampung Jawa, Padangpanjang,Sumatera Barat,17 November1924 – meninggal 22 Maret2003 pada umur 78 tahun) ia adalah seorang sastrawandan budayawanterkemuka di Indonesia

Salah satu cerita pendek yang terkenal adalah Robohnya Surau Kami. Karyanya ia tulis pada 1955. Cerpen Robohnya Surau Kami juga terpilih sebagai  salah satu cerpen terbaik pada majalah sastra Kisah. Cerpen ini mendekonstruksi logika kaum beragama tentang bagaimana seorang yang taat beragama  justru dimasukkan  Tuhan ke dalam neraka. Berikut ini dialog Tuhan Yang Maha Esa dengan Haji Saleh, Mengapa Akhirnya Haji Salen Dikirim Ke Neraka.

‘Tidak. Kesalahan engkau, karena engkau terlalu mementingkan dirimu sendiri. Kau takut masuk neraka, karena itu kau taat sembahyang. Tapi engkau melupakan kehidupan kaummu sendiri, melupakan kehidupan anak isterimu sendiri, sehingga mereka itu kucar-kacir selamanya. Inilah kesalahanmu yang terbesar, terlalu egoistis. Padahal engkau di dunia berkaum, bersaudara semuanya, tapi engkau tak mempedulikan mereka sedikit pun.’ (Robohnya Surau Kami, 1986:16)

“Kalau ada, kenapa engkau biarkan dirimu melarat, hingga anak cucumu teraniaya semua. Sedang harta bendamu kau biarkan orang lain mengambilnya  untuk  anak cucu mereka. Dan engkau lebih suka berkelahi antara kamu sendiri, saling menipu, saling memeras. Aku beri kau negeri yang kaya raya, tapi kau malas. Kau lebih suka beribadat saja, karena beribadat tidak mengeluarkan peluh, tidak membanting tulang. Sedang aku menyuruh engkau semuanya beramal  disamping beribadat. Bagaimana engkau bisa  beramal, kalau engkau miskin. Engkau kira aku ini suka pujian, mabuk di sembah saja, hingga kerjamu lain tidak memuji-muji dan menyembahku saja. Tidak. Kamu semua mesti masuk neraka. hai, Malaikat, halaulah mereka (Robohnya Surau Kami, 1986:15)

Melalui kealimannya Haji Salen melalaikan pekerjaan dunia sehingga tetap miskin.

Melalui cerpen Robohnya Surau Kami ini, AA Navis  ingin menyampaikan pesan kalau hidup  hanya untuk beribadah dan beribadah, apalagi  beribadah itu dilakukan atas  nama Allah dengan mengabaikan kehidupan di dunia ini adalah  salah. Harus ada keseimbangan antara beribadah dengan kehidupan di dunia ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline