Lihat ke Halaman Asli

Bozz Madyang

TERVERIFIKASI

Food Blogger

Hitam Putih Jajanan Kota Tua

Diperbarui: 25 Februari 2019   17:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jajanan kawasan Kota Tua Jakarta Barat. (Foto Bozz Madyang)

Berwisata kuliner. Menikmati jajanan beragam kelas.  Mereguk aroma nikmatnya di antara gedung-gedung berarsitektur bersejarah.  Berada di kawasan warisan era kolonial Belanda, Kota Tua, memang selalu menarik hati dengan plus minusnya. 

Kawasan Kota Tua Jakarta Barat. Foto ini diambil saat ada kebakaran di Muara Baru, Sabtu 23 Februari 2019. Terlihat asap dari Kota Tua. (Foto Bozz Madyang)


"Kamu sukanya nuduh saya egois. Aku ga suka. Aku selama ini diem bae," suara abang-abang penjual cilok, saat aku bergegas mendekat menghindari rintik gerimis. Aku gak bermaksud nguping, tapi suaranya agak kenceng jadi kedengaran. Sedang 'perang' via telepon rupanya.

"Tuh ada yang beli," kata bapak penjual jagung sebelahnya.

Aku ketawa aja, sambil nyodorin duit selembar bergambar Frans Kaisiepo, pahlawan asal Papua. 

Cilok ayam ini dibandrol seribu rupiah per biji. Biasa mangkal di Jl Kunir, di atas Kali Krukut, kawasan Kota Tua, Jakarta Barat. 

Harga rerata yang dipatok penjual cilok di kawasan ini. Ciloknya sedikit lebih besar dibanding yang dijual lima ratusan umumnya.

Jajanan kawasan Kota Tua Jakarta Barat. (Foto Bozz Madyang)

Jajanan Kali Krukut, kawasan Kota Tua Jakarta Barat. (Foto Bozz Madyang)

Ragam Jajanan Kaki Lima Kota Tua

Kalau kamu lewat Jl. Kunir, kawasan Kota Tua di Jakarta, saat jelang malam, kamu akan lihat pemandangan keramaian kaki lima. Jajanan pinggiran jalan yang bergeliat seiring datangnya sore, yang menambah warna penjual-penjual yang eksis sejak pagi hari.

Jajanan kawasan Kota Tua Jakarta Barat. (Foto Bozz Madyang)

Mereka pengais rezeki di kala malam. Menggelar lapak-lapak makanan di pinggiran jalan. Menjadi pelengkap jajanan dengan ragam kelas. Tak sedikit orang-orang prefer dengan jajanan yang 'guyub' digelar berdesakan memakan bahu jalan. 

Ada nafas-nafas kehidupan yang bergantung di situ. Ada pejalan yang mereguk nikmat jajanan di situ. Ada pula yang sekadar mencari penawar lapar setelah lelah mengitari lokasi wisata kota lama, Batavia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline