Lihat ke Halaman Asli

Aku bukan suami terbaik bagimu, Tetapi dirimu adalah isteri terbaik dalam hidupku

Diperbarui: 26 Juni 2015   19:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

my family

[caption id="" align="alignleft" width="188" caption="-"][/caption]

Dikeheningan malam, aku tuliskan ini

Kuketik kata satu demi satu menjadi kalimat

Pada banyak waktu, kala aku jauh darimu

Ada terkadang satu pikiran melintas dalam benakku

Apakah aku memang seorang suami yang pantas untukmu

Ataukah dirimu yang telah salah menetapkan pilihanmu

Namun, tak berani kuutarakan pikiran itu kepadamu

Karena kutakut dirimu salah terima saat hal ini kusampaikan padamu

Juga karena ada kekhawatiran yang lebih besar dari sekedar salah mengartikan

Yaitu, aku khawatir jawaban yang kuterima benar persis seperti apa yang terpikir olehku

Kadang pikiran semacam ini telah sangat mengganggu diriku

Tetapi tetap aku tak berani sampaikan kepadamu

Kupikir bukanlah hal yang pantas, pikiran ini kutanyakan kepadamu

Karena hanya akan membuat aku seoalah menyangsikan ketulusan cintamu

Aku mungkin bukan suami yang terbaik bagimu

Mengingat hari-hari yang seringkali harus dirimu lalui tanpa diriku

Teringat pula delapan bulan yang harus dirimu jalani tanpa aku disisimu

Meski baru sehari anak pertama kita tiba di rumah dari rumah sakit tempatnya dilahirkan

Teringat pula delapan bulan yang harus dirimu hadapi sendiri

Ditengah kehamilanmu untuk anak kita yang kedua

Dan aku baru datang beberapa hari sebelum kelahiran anak kita yang kedua

Rupanya itu bukan pula yang terakhir bagimu ditinggalkan olehku seorang diri

Aku mungkin bukan suami yang terbaik bagimu

Karena telah membuatmu menjaga dan membesarkan anak-anak kita tanpa kehadiranku

Meski demikian tiada pernah aku dengar satu keluh darimu

Tentang betapa susahnya menjaga dan membesarkan anak seorang diri

Aku bukan suami yang terbaik bagimu, itu aku tahu pasti.

Dirimu adalah isteri yang terbaik dari Allah untukku, itu kuyakinkan selalu

Karena dengan aku yang selalu lebih banyak meninggalkan rumah

Telah dirimu jadikan anak-anak kita, anak-anak yang baik dan berbakti

Dan tetap selalu dirimu sambut aku dengan senyum terkembang dan peluk erat ketika kudatang

 

 

 

 

(Dengan kerinduan, menjelang ultah pernikahan ke 12 yang sebentar lagi tiba)

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline