terakhir publik disuguhi berita ihwal Kpk vs Polri terkait pengepungan gedung Kpk guna menangkap seorang penyidiknya Kompol Novel Baswedan oleh Provost Polda Bengkulu. gerakan masif dari masyarakat dan aktifis sekiranya menyalangkan mata presiden dan Dpr bahwa Komisioner ini mendapat kepecayaan dan dukungan penuh publik tanah air, itu dibuktikan dengan gerakan dan demonstrasi #SaveKPK dihampir semua kota-2 besar dinegara kita. dan dunia maya.
kekuatan rakyat yg spontan, solid tentulah sangat diluar perhitungan baik oleh Presiden ,Polri maupun Dpr RI. dengan pidato kenegaraan Presiden yang dianggap sejumlah kalangan, mendukung gerakan anti korupsi dan pro KPK dalam sekejap dapat meredam aksi-2 lain masyarakat dalam bertindak,. namun jika presiden dalam pidatonya tersebut tidak menggunakan kalimat dengan tepat dan bisa dipelintir media, niscaya hingga kini saya rasa orang no 1 direpublik ini akan terus menuai kecaman, baik itu dalam bentuk demonstrasi maupun gerakan media non mainstream semacam Twitter,facebook dan oleh para kalangan Blogger.
Komisi tiga Dpr RI sebagai mitra lembaga penegak hukum pun menanggapi (kita berpikiran positif saja) hal ini dengan mengurungkan niat merevisi UU KPK dan konon akan merealisasikan anggaran pembangunan Gedung buat Komisioner ini. hal ini tentu membuat publik sedikit merasa lega ditengah banyaknya kasus yang belum tuntas, semacam kasus Century, Hambalang dan isu tawuran pelajar yang hingga kini masih menghiasi tayangan televisi.
pagi menjelang siang kota Pariaman diguyur hujan, kelanjutan dari intensitas hujan yang disertai halilintar sepanjang sore dan malam tadi.saya memandang keluar pintu yang langsung melintang jalan utama Imambonjol begitu lengang dilewati pengemudi, baik roda empat dan dua. aktifitas perekonomian kota ini akan mandeg ujar saya dalam hati, petir menyambar, gemuruh menyahut, membuat pedagang buah dan pedagang-2 lainya apalagi pedagang macaragam Es bergerobak dipasar maupun keliling dijamin sepi pembeli bersebab enggannya orang keluar rumah dan dinginnya hari. tidur kembali adalah sebuah solusi bagi sebagian kalangan yang tak beraktifitas bersebab hujan ini. namun saya lebih memilih menulis guna menuangkan apa yang ada dikepala ini buat dibaca orang banyak dan semoga bermanfaat.
kembali kita ke isu nasional. nama Presiden Sby yang baru saja mendapat apresiasif publik kembali dihantam oleh keputusan tak populernya. dengan memberikan Grasi kepada jaringan sindikat hitam narkoba internasional, presiden kembali dihujat. sebagian kalangan beranggapan dan berpatokan pada apa yang pernah beliau ucapkan sendiri, tiada pengampunan bagi penjahat perusak generasi bangsa, pernah terlontar dari mulutnya. namun kali ini presiden berlindung dibalik HAM, dalih yang sangat mentah kalau dibawa keranah argumentasi dan mudah dipatahkan. dulu Corby dengan Grasi 5 tahunnya.
hilanglah kepercayaan publik akan ucapan dan perbuatan presiden, presiden dianalogiskan sebagai "pembohong" oleh sebagian kalangan aktifis yang konsen dalam memperhatikan kebijakan presiden. saya beranggapan Sby selalu lemah dalam berposisi terkait masalah hukum warga negara asing dinegeri ini maupun sebaliknya warga negara kita dinegara lain, bargaining politik luarnegeri beliau sangat diluar dugaan saya,lemah, dalam perihal mengambil kebijakan . saya berani berargumentasi bahwa HAM hanyalah sebagai bentuk dalih, dan saya berpendapat ini adalah langkah politik luarnegerinya untuk melenggangkan jalan menjadi SEKJEN PBB.
Denny Indrayana yang selalu giat memberantas jaringan Narkoba Internasional yang di otaki dari dalam Lapas, dan diapresiasi publik sebaiknya diam dan tak mengeluarkan statemen membela keputusan Sby dalam memberikan grasi kepada terpidana kasus narkoba yang bersindikasi internasional ini, meskipun secara Hukum Presiden punya wewenang penuh dalam hal itu.
orientasi Politik Sby untuk menjadi SEKJEN PBB tentu kita sebagai rakyat Indonesia sangat mendukungnya,kapanlagi Putra negeri ini akan menjabatnya yang tentunya bikin kita bangga. namun alangkah baiknya apa yang hendak dicapai didapat dengan cara yang lebih elegan,tanpa kontradiktif dengan apa yang pernah ia tabuhkan dalam statemen beberapa waktu yang lalu. kita bangga punya Presiden yang diapresiasif dunia Internasional, namun kita lebih bangga bila melihat Presiden diapresiasif rakyatnya karena ia seorang yang tegas dan bisa dipegang omongannya, satu kata satu perbuatan tidak Plin-plan.
sebaiknya presiden lebih konsen mengurus negara ini. dalam dua periode kepemimpinan beliau hanya situ kesitu saja saya lihat negara ini, belum ada gebrakan nyata dan perubahan yang dilakukan Presiden pada negara ini yang berdampak nyata pula pada kehidupan orang banyak. pengangguran tak pernah berkurang, kemiskinan dimana-mana,kesenjangan ekonomi apalagi, citra penegak hukum yang terkubur, bahkan hingga Parpol yang ia telurkan jadi "sarangnya Koruptor" beda betul dengan slogan "Katakan Tidak Untuk Korupsi" yang jadi tema pada Pemilu 2009 lalu, dan bahkan ironis sang ikon slogan tersebut sekarang meringkuk dibalik jeruji besi tahanan KPK. benahi organisasi politik dulu, negara ini, baru berfikir untuk berbuat dikancah yang lebih tinggi..
catatan Oyong Liza Piliang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H