Lihat ke Halaman Asli

Republik Maling

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1349618774741049334

[caption id="attachment_216792" align="aligncenter" width="518" caption="foto : yudisepriadisangpengabdi.blogspot.com"][/caption] acap saya berfikir , merenung dan mencari solusi tentang apa gerangan penyebabnya hilangnya budaya malu melakukan korupsi (maling) dinegeri ini, dan acap pula saya perhatikan tatanan budaya dipermalukan jika seseorang telah dilabeli "maliang" dipariaman ini hingga membuat mereka terisolasi dari pergaulan, bahkan tak jarang mereka sendiri yg surut nyali bergelanggang rami.. namun ini hanya kelas maling teri semacam copet, jambret, maling aki mobil, sepatu/sandal saat jumatan hingga maling ayam dan kutang jemuran. apakah karena kosakata korupsi yg enak nian dibaca dan semacam terdengar modern atau bahkan kosakata tersebut jg terdengar cool ,, hingga laku mereka tak berubah menimbulkan malu bersebab trend,, semacam budaya rambut kribo ala Ahmad Albar era tahun 70an.ini perlu juga dikaji, direvisi,, yg kalau menurut hemat saya setiap orang yg melakukan perbuatan melawan hukum, menyalahgunakan kewenangan untuk memperkaya diri sendiri yg menyebabkan kerugian negara, lebih baik dipermalukan dengan sebutan kosakata yg not cool, kita bisa labeli "sianu maling" daripada "sianu korupsi". dan pelakunya "sianu koruptor" jadi "sianu orang maling". budaya korupsi jangan dikata ngetopnya dinegeri ini,mengalahkan dewi persik bergoyang gergaji dan group band Noah dgn Ariel mantan "pelakon" yg juga acap diblowup media akhir-2 ini, sebut saja dimana daerahnya di NKRI ini pejabat yg tidak pernah tersandung kasus korupsi, entah kenapa bersebab kejeraan akan hadangan hukuman penjara tak sedikitpun menyurutkan nyali, baik kalangan pemerintahan, dewan legislasi baik pusat dan daerah, hingga keaparat penegak hukumnya sendiri.sehingga melunturkan kepercayaan publik kepada hampir keseluruh institusi,lembaga dan penyelenggara dinegara ini bak kaos merah direndam cairan cleaner pelurut milik istri saya yg terletak dikamar mandi. rakyat akan militan jika mencintai akan sesuatu, baik fisik maupun aksi, semacam yg diperlihatkan kepada KPK tempo hari,Kpk adalah sebuah lembaga yg terbukti hingga detik ini masih mendapat aplaus positif publik, ditwitter seorang ibu-2 setengah baya terlihat membawa sekardus air mineral kemasan dan membagikannya kepada masyarakat yg membuat pagar betis digedung KPK , foto tersebut begitu cepatnya menyebar setelah diunggah seorang aktifis malam itu, hujatan demi hujatan tertuju kepada Presiden SBY dan institusi Polri terkait pengepungan Gedung KPK oleh Polisi dikuningan tersebut yg faktanya ingin menangkap Kompol Novel Baswedan ,penyidik KPK kasus simulator SIM, Sepupu tokoh muda populer Anis Baswedan,akibat kasus 8tahun yg lalu semasa Novel jadi Kasat reskrim dibengkulu, dan konon terkait penembakan pada pencuri sarang walet oleh novel. ikhwal kasus ini .. sungguh tak bisa diterima publik, bersebab siangnya kompol Novel lah yang konon kabarnya menyidik tersangka Irjen Djoko, jenderal polisi aktif, mantan Kakorlantas dan mantan Gubernur Akpol. dan malam itu "direpublik twitter" menjadi trending topick hastag #saveKPK dan #Presidenkemana. carut marut negeri ini sejak era reformasi, entah bersebab demokrasi yg baru seumur jagung, euforia dimana-mana tak bisa dan tak ada kolerasinya dengan perilaku maling pejabat, penggarong uang negara, penjahat kerah putih atau pola hidup matrealistis maupun hedonis di"republik tikus" ini.acap pengamat mengatakan ikhwal lemahnya hukuman dan efek jera bagi pelaku korupsi,instrumen hukum musti diperkuat.. namun faktanya baru-2 ini kewenangan lembaga KPK juga akan dicukur poninya oleh Dpr RI melalui revisi UU.benar-2 negara yg aneh! dan kalau boleh saya berpendapat, lembaga negara yg pernah dikatakan alm GusDur sebagai taman kanak-kanak sejatinya yg musti dicukur kewenangannya, terlalu gondrong rambutnya saya lihat, belakang macam rambut pendekar saolin era dulu yg panjang berpilin, didepan semacam poni pelawak stou kon you menjulang pirang melambai.. catatan Oyong Liza Piliang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline