Lihat ke Halaman Asli

Berburu Lokomotif Uap Hingga ke Lipat Kain

Diperbarui: 18 Juni 2015   03:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tindak lanjut MoU (kesepakatan bersama) PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional (Divre) II Sumatera Barat dengan Pemerintah Kota Pariaman yang dalam beberapa pointnya membuka akses jalur mati Pariaman-Naras, membuat lori motor pariwisata, menjadikan stasiun Naras-Kuraitaji-Pariaman sebagai situs sejarah, membangun museum, berlanjut aplikatif.

Lokomotif uap di Lipat Kain, Kampar Kiri, Kabupaten Kampar di tengah hutan karet Kata Wakil Walikota Pariaman Genius Umar, kereta api di Sumatera Barat memiliki sejarah panjang sebagai sarana transportasi utama sejak zaman penjajahan Belanda dan Jepang. Pada Zaman penjajahan, jalan kereta api dibangun dengan nyawa puluhan ribu nenek moyang kita secara manual (tenaga kasar tanpa bantuan alat berat).

Konprensi Pers di Lounge Premiere Hotel Pekan Baru "Jalur kereta api yang ada di Sumatera Barat hingga ke Provinsi Riau dibangun dengan mengorbankan 27.000 nyawa pendahulu kita yang dipekerjakan secara paksa. Kita yang ada sekarang musti menghargai keringat, darah, dan nyawa nenek moyang kita yang telah berkorban dengan memanfaatkannya kembali dan merawat aset-aset tersebut untuk membangkitkan semangat nasionalis anak bangsa. Tangan-tangan yang mencuri dan merusak aset lokomotif uap ini adalah mereka-mereka yang tidak menghargai jasa-jasa pendahulunya yang berkorban begitu besar," ucap Genius saat meninjau sebuah Lokomotif uap yang kondisinya sudah tidak lengkap ditambah jejak pemotongan besi menggunakan mesin las, di Desa Lipek Kain, Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau (9/8). Genius Umar Bersama Zulkarnaen, vice presiden Divre II PT. KAI Sumbar dan jajaran, Pudji Handoko konsultan wisata dan ahli disein profesional, Agusriatman Kepala Dinas Dishubkominfo Kota Pariaman bersama jajaran, Hendri Kabag Humas, serta rombongan jurnalis, melakukan perjalanan darat selama 8 (delapan) jam sebelum sampai di lokasi yang berada di belantara perkebunan karet yang jauh dari pemukiman penduduk. Lokomotif uap tua tersebut tidak operasional lagi sejak Jepang hengkang dari bumi pertiwi pada tahun 1945. Selain sebuah lokomotif uap yang sudah di preteli tangan-tangan tidak bertanggung jawab, di lokasi tersebut dahulunya adalah stasiun kereta api yang di buktikan dengan adanya bekas bangunan tua dan sebuah septik tank stasiun meskipun rel-rel sudah hilang. Lokomotif uap atau Kereta api uap adalah kereta api yang digerakkan dengan uap air yang tenaganya dihasilkan dari ketel uap yang dipanaskan dengan kayu bakar, batu bara ataupun minyak bakar. Kereta api dilokasi ini menggunakan kayu bakar untuk ketel uapnya. Sejak pertama kali kereta api dibangun di Indonesia tahun 1867, di pulau Jawa dan Sumatera telah memakai lokomotif uap, pada umumnya dengan lokomotif buatan Jerman (termasuk Swiss masih satu kesatuan), Inggris, Amerika Serikat dan Belanda. Lokomotif uap yang ada di Indonesia (dulu Hindia Belanda) paling banyak adalah buatan Jerman. Adapun lokomotif uap yang ditemukan di Kabupaten Kampar tersebut dilihat dari segi bentuk dan disein diperkirakan buatan Jerman. Untuk diketahui, James Watt, dilahirkan 19 Januari 1736 di Greenock Skotlandia menemukan penyempurnaan mesin uap pada tahun 1769. Menurut Wikipedia, Untuk menggerakkan roda kereta api, uap air dari ketel uap dialirkan ke ruang dimana piston diletakkan, uap air masuk akan menekan piston untuk bergerak dan di sisi lain diruang piston uap air yang berada diruang tersebut didorong keluar demikian seterusnya. Uap air diatur masuk kedalam ruang piston oleh suatu mekanime langsung. Selanjutnya piston akan menggerakkan roda mealui mekanisme gerakan maju mundur menjadi gerak putar. Asap tebal akan mengepul di udara seiring hidupnya mesin. Lokomotif uap mallet, garratt, dan meyer Sekitar akhir Abad XIX, lokomotif uap mencapai puncaknya dengan berbagai jenis artikulasi roda penggerak, yaitu dengan sebutan mallet, garratt', dan meyer. Jenis Lokomotif Mallet, kalau artikulasi roda penggerak berada di bawah tungku, dan roda penggerak depan mendapat tekanan uap yang tinggi, kemudian disalurkan ke roda penggerak yang di belakangnya, dan juga roda penggerak depan dapat berbelok arah sesuai dengan kurva belokan rel. Penemu sistem ini adalah insinyur Swiss bernama Anatole Mallet pada tahun 18. Sistem ini banyak dipakai di Eropa, Amerika, dan juga Hindia Belanda (Indonesia). Lokomotif uap jenis Garratt , kalau artikulasi roda penggerak berada di bawah tender depan dan tender belakang. Penemu sistem ini adalah insinyur Inggris bernama Garratt. Sistem ini banyak dipakai di Afrika (Simbabwe, Kenya, Algeria), Asia (Burma, India, Iran, Turkey, Australia New Zealand, Queensland, Tasmania), Eropa (Netherlands, Spanyol, Inggris, USSR, Amerika Selatan (Argentina, Brasil). Lokomotif uap jenis Meyer, kalau artikulasi roda penggerak berada di bawah tungku, serta roda penggerak depan dan belakang mendapat tekanan uap yang sama. Penemu sistem ini adalah insinyur Perancis bernama Jean-Jacques Meyer pada tahun 1868. Varian lain adalah Kitson-Meyer. Sistem ini banyak dipakai di Eropa, Amerika, dan juga Hindia Belanda. Rencananya, Pemko Pariaman bersama PT.KAI Sumbar akan mendatangkan sebuah lokomotif uap yang akan dijadikan museum perkereta-apian di Kota Pariaman. Menurut Barmansyah, Manager Aset PT KAI Divre II Sumbar, seluruh aset milik kereta api di wilah Divre II (Sumbar-Riau) akan di inventarisir. "Hingga kini kita sudah groundcard (lakukan pemetaan) aset milik kereta api di wilayah Divre II hingga ke Muaro Sijunjung. Situs ini (Lipek Kain) juga akan kita groundcard kan," kata dia. Lanjut Genius, Walikota Pariaman Mukhlis Rahman sedianya juga akan meninjau ke lokasi bersama, namun karena menghadiri saksi nikah beliau berhalangan hadir. Kata Genius, Kerjasama Pemko Pariaman dengan PT KAI Sumbar adalah kombinasi cerdas simbiosis mutualisme. "Pak Walikota menyebut kerjasama PT KAI dengan Pemko Pariaman sebagai kombinasi cerdas simbiosis mutualisme. Kita juga sudah mengusulkan PT KAI untuk membangun sebuah stasiun di belakang Basko (Basko mall dan Hotel Padang) agar kita dapat menaruh sarana promosi paket wisata dengan kereta api ke Kota Pariaman," ucap Genius saat konperss dengan wartawan di Premiere Hotel Pekan Baru (10/8). Paket wisata kereta api Pariaman yang ditawarkan sedang dalam perencanaan antara lain adalah mulai pantai Gandoriah-Konservasi Penyu-Naras (menggunakan lori), paket Gandoriah-Pulau Angso, kemudian ditambah paket ekslusive (sedang mencari format). Sementara itu, Pudji Handoko, ahli disein wisata profesional yang di gunakan oleh Walikota Surabaya Rismawati menyebut potensi wisata Pariaman sangat menjanjikan dan masih origin. "Saya datang sebagai teman pak Genius, kebetulan sudah kenal lama untuk memberi sedikit saran. Yang mau denger saran kan orangnya sedikit," ucapnya. Kata Pudji, Kota Pariaman saran dia, tidak untuk dijadikan Kota Megah dengan gedung-gedung tinggi dengan infra-struktur mahal, tapi untuk dijadikan Kota Berkualitas yang memberikan manfaat pada masyarakatnya. "Kereta api adalah bagian dari begitu banyak potensi lain yang dimiliki. Kota Pariaman jangan berpikir mau bikin mol megah yang mengajarkan masyarakatnya menjadi konsumtif. Negara maju seperti itu." "Saya ada ide kalau mau di denger. Kota Pariaman memiliki situs sejarah, ada benteng (bunker) peninggalan Jepang, Bangunan tua zaman Belanda, kereta api yang masih aktif, pantai dan pulaunya yang indah, kita tata dengan baik mengajak masyarakat, kemudian taman-tamannya kita rapikan dan kelola dengan baik, semuanya bisa menjual. Kita menjual Kota Pariaman yang berkualitas, bukan Kota Pariaman yang megah dengan gedung menjulang yang banyak mol nya, sudah biasa. Kota di Negara maju itu seperti itu. Mumpung Kota Pariaman masih original lho, kalau terlanjur udah susah," pungkas Pudji.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline