Salam Kompasiana... :)
Sudah sangat lama saya tidak menulis di kompasiana tercinta karena sibuk dengan pekerjaan yang tidak tentu jadwalnya, maklum saya hanya seorang outsourcing di salah satu perusahaan telekomunikasi terkemuka di Indonesia. Jadi jadwal kerja tidak menentu karena urusan telekomunikasi sangat penting bagi kehidupan kita dan pasti jaringan harus selalu mantap sehingga tidak terganggu proses baik untuk telepon, SMS, maupun data.
Salam Kompasiana... :)
Kita baru saja melewati momen penting bagi kelangsungan bangsa Indonesia yaitu proses demokrasi rakyat pada tanggal 09 Juli 2014 dan hasilnya belum kita ketahui dengan pasti karena KPU sebagai pemegang Hak Siar belum menyiarkan apakah pasangan 1 atau 2, walaupun QC abail2 sudah lebih dulu melayani tuannya masing-masing.
Saya hampir setiap hari menonton siaran televisi dua bulan belakangan ini karena ingin melihat atau menyantap informasi yang baik untuk dikonsumsi agar pada tanggal 09 Juli kemarin tidak salah pilih. Namun hal ini tidak saya dapatkan karena masing-masing televisi tidak menyiarkan berita yang berimbang sebagaimana mestinya tapi lebih menonjolkan jagoannya dan mencari kesalahan lawannya sehingga sajiannya sangat tidak enak malahan pahit untuk ditelan.
Seharusnya kita bangsa yang besar dengan beragam suku, ras, dan agama bisa menempatkan berita-berita sesuai kehendak rakyat dan berimbang sehingga rakyat tidak galou dalam menentukan pilihannya. Efeknya apa yang kita rasakan sekarang ini di mana sampai saat ini belum ada kepastian Presiden yang terpilih karena prosentase selisih sangat tipis dalam QC itu, seharusnya bila pemberitaan lebih proporsional saya rasa selisih antara pasangan akan lebih menonjol sehingga kita sudah dapat yang baru.
Akibat kerakusan akan kekuasaan sehingga salah satu pihak tidak bisa dengan damai memaparkan kenyataan sehingga publik selalu terkecoh. Dan malahan ada yang menyatakan bahwa kalau mereka kalah berarti pihak lawan curang. Ini adalah pernyataan yang sangat merusak moral dan hati karena merasa bahwa Presiden miliknya tidak boleh untuk yang lain. Sangat ironi memang...
Semua sudah terjadi dan tinggal menghitung hari saja sampai 22 juli 2014 nanti KPU pasti akan menyiarkan hasil proses ini, semoga tidak terjadi gejolak antara timses, pendukung dan rakyat biasa karena akan membuat Indonesia hancur kembali seperti kisah Mei '88 lalu. Semua harus menghormati keputusan KPU dan mentaatinya... Semoga
Salam Kompasiana... :)
Maaf bila ada salah kata karena ini baru ingin menulis kembali, maklum jadi orang baru lagi... :) :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H