Lihat ke Halaman Asli

Baiknya

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="attachment_235236" align="alignleft" width="300" caption="sumber : http://www.elitha-eri.net"][/caption] Rangga terbangun ketika terdengar suara teriakan-teriakan dari luar di sepertiga malam. Dengan mata yang masih setengah tertutup dan nyawa yang belum terkumpul, Rangga berjalan pelan menuju sumber suara. "hhh..ternyata hanya halusinasi ku saja" gumamnya. Setelah menjalankan kewajiban sebagai manusia kepada sang Khalik, Rangga kemudian mengambil telepon genggamnya  sekedar melihat-lihat apakah ada seseorang yang meninggalkan pesan yang yang sejak semalam terabaikan. sambil melihat daftar nama-nama dari beberapa relasi, family, sahabat dan... terhenti sisiran matanya pada sebuah nama.Bunga. Masih teringat dalam ingatannya, tutuk kata yang lembut, kebaikan sikapnya, dan kesabarannya. Sebuah perasaan yang takkan terjawab, sebuah luka yang sulit terobati. komunikasi yang tlah lama menghilang. Dalam kebimbangannya yang terdapalam, Rangga mencoba tuk membuka percakapan. "Dia masih benci aku" tlah ku simak kata-kata nya yang penuh arti. "Begitu hebatnya kan kesalahannku padamu, hingga kau sulit membuka sedikit celah untuk ku  tuk kembali melukis pelangi di hatimu ?" "Sudahlah, Ga!! dia bukan untukmu. Jangan kau paksa, dia tuk kembali menyayangimu" "Kamu sudah cacat di matanya." "permainan sudah berakhir"!! kata hatinya yang mulai mencampuri urusannya. "tapi bukan itu jawabannnya "!! Rangga mencoba tuk melawan. Dan kemudian ditinggalkannya perkelahian antara hata hatinya.  Dan sekelebat kemudian, syetan datang. masuk dan mulai meracuninya. "hahaha... hai, bodoh!!" "Dia pergi atas kemauannya sendiri, biarkan saja !!" "lihat di luar !! kamu masih bisa petik mereka dengan mudah bodoh !!" [caption id="attachment_235240" align="alignleft" width="300" caption="sumber di unduh dari goggle"][/caption] Dan Rangga menjawab, "kamu benar !!" "ini bukan masalah yang sulit buatku, tapi bukan itu masalahnya" "setidaknya aku dapat menatap wajahnya kembali" "menggenggam lentik jemarinya dan kubisikan bahwa 'aku masih sayang' " kemudian, kan ku lepas dia pergi, kubiarkan dia menapaki jejaknya sendiri, kubiarkan kecacatanku dimatanya. toh, aq sudah tak sempurna baginya. Terima kasih Bunga, kau pernah membut ku begitu berharga. Takkan ku hapus goretan tinta emas mu di hatiku. Takkan ku hilangkan luka sayatmu di dadaku, sebagai tanda bahwa kau pernah singgah di relung jantungku. Terima kasih atas kasih sayang yang pernah kau berikan padaku dan.... anakmu. ijinkan aku tuk menjaga dan menyayangi anakmu. kan ku rawat, walau harus di tebus dengan nyawaku sendiri. Biarkan aku pergi, seperti aku membiarkan mu pergi. jutaan maaf ku, untukmu. Aku memohon, jangan ada dendam diantara kita.... demi anakmu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline