Lihat ke Halaman Asli

[Pustal] Natal Sebuah Perenungan Kehidupan

Diperbarui: 23 Desember 2015   12:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tidak mudah dan diperlukan perjuangan untuk selalu dapat berada dalam keadaan waras dan sadar di dalam menjalani hidup ini. Diperlukan suatu kerendahan hati untuk mengendalikan gejolak keinginan, hawa nafsu dan ledakan emosi yang dapat membuat kesombongan, kedengkian bahkan kejahatan menjadi bagian tak terlepaskan dari karakter manusia. Natal datang membawa suatu perenungan bagi kita. Sederhana saja, haruskah setiap Natal atau menunggu Natal tiba barulah kita dapat merenung? Merefleksikan diri? Sementara hari-hari lain berlalu begitu liar dan seolah tiada dapat dikendalikan.

Kesederhanaan kelahiran Sang Juruselamat mengajarkan kepada kita bahwa di dalam kerendahan hati ada kedamaian. Terkadang dan bahkan seringkali hidup tidak memperlakukan kita dengan adil dan dengan semestinya. Tetapi biarlah dengan kerendahan hati kita bisa berdamai dengan segala bentuk penganiayaan atas batin dan psikis kita. Biarlah dalam kerendahan hati kita bisa tetap eksis dan menjadi manfaat dan berkat bagi banyak orang.

Sukacita dari para gembala yang diberitahukan tentang kelahiran Sang Juruselamat hendaklah mengajarkan kita, bahwasanya kegembiraan dan kebahagiaan bukan semata karena ambisi, keinginan dan mimpi-mimpi kita dapat terpenuhi dengan sempurna seturut dengan kehendak kita. Tetapi sukacita terbesar adalah karena karya keselamatan yang Tuhan kerjakan atas kita.

Kerendahan hati dari para Orang Majus yang datang menyembah dan membawa persembahan biarlah mengajarkan kita bahwa sebagai orang yang bertaqwa kepada Tuhan, kita pun adalah orang yang suka memberi dan memperhatikan sesama kita. Sebab orang yang berTuhan, pastilah mengalirkan kasih bagi sesamanya karena demikian pula Tuhan Sang Maha Penyayang yang mengasihi manusia ciptaannya.

Tahun berganti dan sebenarnya tidaklah perlu kita mengambil waktu perenungan di saat Natal tiba. Natal berlalu, dan hari pun berganti tetapi biarlah perenungan ini menjadi landasan kehidupan kita setiap hari. Seperti Yesus yang dengan kerendahan hati datang ke dunia untuk menyelamatkan umat manusia. Biarlah hidup kita dipenuhi dengan kerendahan hati, kedamaian, sukacita dan kerelaan untuk berkorban sehingga hidup kita benar-benar menjadi berkat bagi sesama kita.

Selamat Hari Natal




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline