Setya Novanto (akhirnya) mengundurkan diri sebagai Ketua DPR. Begitu berita yang sedang marak hari-hari ini. Hal yang ditunggu-tunggu banyak orang akhirnya menjadi kenyataan. Tetapi sebenarnya, apakah dengan mundurnya Setya Novanto maka persoalan "Papa Minta Saham" menjadi selesai? Menurut saya, janganlah kita terkecoh oleh mundurnya Setya Novanto. Ini bukan sebuah keluar biasaaan, justru ini adalah hal yang sepatutnya sudah dilakukan jauh sebelumnya. Sebelum mengelak, sebelum sempat ingin melaporkan Sudirman Said, dan sebelum-sebelum yang lainnya, seharusnya Setya Novanto sudah resign.
Mundur dari Ketua DPR tidak otomatis menghapus dan menghentikan proses hukum yang sedang berjalan atas kasus Papa Minta Saham ini. Justru dengan tidak menjabat apa-apa seharusnya para aparat penegak hukum menjadi lebih leluasa untuk melakukan pemeriksaan atas Setya Novanto dan mendalami kasus ini sampai ke detail-detailnya dengan terang benderang. Mundurnya Setya Novanto harus menjadi pintu gerbang kepada banyak misteri yang tersembunyi yang pelan tapi pasti kita berharap akan segera terungkap.
Masih banyak pekerjaan rumah bagi para aparat penegak hukum agar kasus ini berhasil diurai sampai kepada para aktor-aktor intelektual di belakang layarnya. Misalnya saja keberadaan Reza Chalid yang masih misterius. Jangan sampai mundurnya Setya Novanto dijadikan "pasang badan" untuk tidak melanjutkan kasus ini sampai tuntas. Jangan sampai mundurnya Setya Novanto dijadikan sebuah akhir dari cerita Papa Minta Saham. Jangan sampai "yang penting Setya Novanto sudah mundur" dijadikan sebagai target utama dan target akhir.
Semoga masyarakat masih diizinkan memiliki optimisme akan tuntasnya kasus ini sehingga pemerintah benar-benar terbukti berdiri di pihak rakyat dalam memberantas para mafia dan koruptor kelas kakap. Setya Novanto mundur, kini saatnya pemerintah melakukan serangan yang cermat, sistematis dan mematikan atas kasus Papa Minta Saham sehingga semua misteri bisa terungkap dengan terang benderang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H