Lihat ke Halaman Asli

Boy Anugerah LUSOR

Penikmat Kopi / Pemain Ide

Relawan Politik dan Pilpres 2024

Diperbarui: 26 Juni 2021   17:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ajang Pilpres 2024 memang masih akan berlangsung tiga tahun lagi terhitung dari sekarang. Namun demikian, daya tariknya begitu besar hingga mampu menciptakan hingar-bingar politik. Tidak hanya partai-partai politik saja yang mengambil ancang-ancang dengan menyodorkan nama-nama kader yang akan mereka usung, tapi juga para relawan yang pernah terlibat aktif dalam kandidasi sebelumnya pada 2019 seakan tak mau ketinggalan. Tersebutlah relawan pendukung Presiden Joko Widodo yang aktif bergeliat untuk menentukan arah dukungan yang akan mereka berikan pada Pilpres 2024 nanti.

Daya tawar relawan Joko Widodo memang cukup besar. Pada perhelatan sebelumnya, mereka memiliki andil besar atas terpilihnya Joko Widodo hingga dua periode. Relawan yang notabene tidak terafiliasi partai politik ini memiliki massa yang besar dari berbagai kalangan dan profesi. 

Mereka sangat aktif di ruang-ruang publik dan media sosial dengan menggaungkan dukungan terhadap Joko Widodo. Mereka juga tak segan menjadi buzzer untuk menangkal berita-berita negatif. 

Eksistensi mereka juga menjadi penambal kekurangan Joko Widodo yang notabene bukan elit di PDI-P dan tidak semua kader PDI-P mendukungnya dalam kandidasi. Inilah genealogi terbentuknya kelompok relawan seperti Seknas Jokowi, Aliansi Relawan Jokowi (ARJ),  Pro-Jokowi (Projo), dan sebagainya.

Tiga periode

Pada 2024 nanti, merujuk pada konstitusi, sudah dipastikan bahwa Joko Widodo tidak bisa ikut lagi dalam kandidasi karena sudah menjabat selama dua periode. Meskipun demikian, elektabilitas Joko Widodo tetap tinggi seandainya memiliki kesempatan untuk berkompetisi lagi. 

Namanya masih cukup menjual apabila ditandingkan dengan nama-nama baru seperti Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil, bahkan Prabowo Subianto sekalipun yang sudah memberikan sinyal kuat untuk berlaga kesekian kalinya. Popularitas dan elektabilitas tinggi yang dimiliki oleh Joko Widodo inilah yang disinyalir oleh banyak pihak sebagai faktor penyebab dimunculkannya wacana tiga periode melalui amandemen konstitusi.

Presiden Joko Widodo sendiri sudah berulangkali secara tegas menyatakan menolak wacana tiga periode dengan menyebut wacana tersebut sengaja dihembuskan oleh pihak-pihak yang hendak menampar mukanya. Penolakan Presiden Joko Widodo ini tentu merupakan pukulan keras bagi relawan pendukung bila benar wacana tiga periode ini diusulkan oleh para relawan. 

Di sisi lain, posisi relawan Joko Widodo menjadi bersifat mengambang (swing) karena mereka belum memiliki pilihan mengenai siapa yang akan didukung pada 2024 nanti. Tak heran, kapal besar relawan Joko Widodo menjadi objek tarik-menarik partai politik yang sekarang getol memoles para calonnya untuk berlaga.

Fenomena politik

Relawan politik sejatinya bukan merupakan fenomena baru dalam politik tanah air. Sebelum populer dan tumbuh begitu masif melalui popularitas Joko Widodo pada Pilgub DKI dan Pilpres, relawan politik banyak digunakan oleh para kandidat di Pileg dan Pilkada untuk menopang kinerja mesin politik partai yang sering dianggap kurang optimal dan solid dalam bekerja. Tentunya ini merupakan masukan dan pembelajaran penting bagi partai politik untuk lebih optimal lagi ke depannya dalam mengemban tugasnya sebagai pilar demokrasi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline