Lihat ke Halaman Asli

SMAN Kutasari Purbalingga Garap “Percakapan Dokter”

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teater Papringan SMA Negeri Kutasari, Purbalingga menggarap naskah “Percakapan Dokter” karya Bowo Leksono untuk diikutkan pada Lomba Poster dan Drama Siswa SMK dan SMA Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011, 4-5 November 2011, di Aula SMK Negeri 7 Semarang.

Lomba bertema “Mengembangkan Budaya Bebas Rokok melalui Kreasi Seni untuk Menciptakan Hidup Sehat dan Berkarakter” ini digelar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah yang diikuti sekitar 30 kelompok teater SMA.

Pementasan “Percakapan Dokter” dengan sutradara Winda Novia Wardani bercerita tentang seorang dokter yang mempunyai masa lalu kelam. Kepergian ayah sang dokter untuk selama-lamanya telah merubah cita-cita hidupnya.

Keinginan membantu menyembuhkan pasien akibat kebiasaan merokok menjadi obsesinya. Namun, kerapkali kegagalan berpihak pada sang dokter. Tak banyak hal yang dilakukan selain mencurahkan segala isi kegundahan pada sosok Lelaki perokok tentang berbagai hal terkait rokok. Mulai dari bahaya merokok, kesadaran para perokok berat untuk menghentikan kebiasaannya, regulasi yang tidak berpihak, hingga triliunan cukai rokok yang tak lebih dari 10 persen yang dikembalikan untuk anggaran kesehatan.

Konsep pementasan surealis ini dibawakan tiga pemain, yaitu Sita Lestari Julianti (dokter), Roso Wibowo (lelaki), dan Sri Tiyolani (suster). Sementara ilustrasi musik digarap oleh Wahyu Hidayat dan Winda Novia Wardhani.

Menurut Winda Novia Wardani, waktu kurang dari sepekan menyiapkan sebuah pementasan teater bukanlah hal mudah, membutuhkan banyak waktu luang hingga mengambil jam-jam belajar di sekolah. “Tapi kami semangat dan optimis bisa menyuguhkan pementasan yang terbaik,” tutur siswi yang duduk di kelas XI ini.

Winda mengungkapkan, ia dan teman-temannya tak banyak berharap untuk jadi juara. Sekolah-sekolah lain yang sudah lebih lama ada ekstrakulikuler teater memiliki banyak materi pemain yang bagus. “Kami sudah senang diperkenalkan dengan dunia panggung karena tidak sekedar belajar akting tapi lebih dari itu, pembentukan karakter diri,” ujarnya.

Garapan naskah ini, rencananya juga akan dipentaskan digelaran Kado buat Kota Tercinta dalam rangka ulang tahun kota Purbalingga Desember mendatang yang dipersembahkan bagi publik Purbalingga khususnya anak muda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline