Foto Briefing Tribute Mas Pepeng to kick Andy Rekor Muri Dunia di MetroTV
Pada hari Rabu tanggal 4 Agustus 2010, para kartunis Indonesia berkesempatan hadir pada tapping Kick Andy di Grand Studio Metrotv. Kick Andy yang rencananya akan ditayangkan [hanya di Metrotv] pada hari Jumat tanggal 20 Agustus 2010 dan re-run pada hari Minggu tanggal 22 Agustus 2010 mendatang, dalam episode kali ini mengangkat tema TRIBUTE TO PEPENG [Pepeng di Mata Kartunis].
Para blogger dari komunitas kartunis Indonesia, bersama dengan ratusan audience lainnya termasuk puluhan gambarist sangat terhibur ternikmatkan oleh jenaka dan interaktifnya pengisi acara sela antar segmen. Para audience yang kebanyakan anak muda dari perwakilan perguruan tinggi di Jakarta, Serang dan Jogja tergelak-gelak riuh rendah menyaksikan kawan-kawan mereka sukses “diplonco” oleh pemandu, mulai dari perintah menyanyi hingga berjoget.
Keriuhan semarak suasana dalam studio sontak hening, hanya desisan dari bibir hadirin laksana suara labah-labah, tatkala beberapa orang mengusung ranjang beroda ke atas panggung, dengan tubuh seorang multitalent Pepeng tergolek di atasnya. Sapa dan senyumnya mengembang segar kepada hadirin. Takjub, hanya itu yang terlukis pada raut wajah para yang hadir di studio. Seseorang yang terdiagnosis Multiple Sclerosis yang melemahkan saraf motorik, sensorik, dan otonom hingga menyebabkan kelumpuhannya, tampil dengan demikian segar dan riang malam itu.
Jaya Suprana mengawali acara dengan jentikan jemarinya yang lincah menari-nari membelai tuts piano, menghadirkan suasana syahdu melalui nada-nada yang dipersembahkannya secara khusus untuk Pepeng.
Selanjutnya acara mengalir renyah jauh dari sedu-sedan haru sebagaimana dugaan. Acara berubah menjadi sajian penuh gelak tawa berkat kelincahan Andy F Noya dan Jaya Suprana berbalas sarkastis mesra. Sementara Pepeng yang menjadi sentral acara hanya bisa menahan tawa di pembaringannya menyaksikan polah kedua pria dewasa saling melempar ejekan dengan kekocakannya masing-masing.
Dalam sela-sela “pertarungan” Andy Noya dan Jaya Suprana, Pepeng yang memiliki nama lengkap Ferrasta Soebardi mengisahkan tentang ihwal penyakit yang dideritanya. Pria kelahiran Sumenep 56 tahun lalu itu memaparkan bagaimana lara yang menyerang sumsum tulang belakang dan melumpuhkannya sejak tahun 2005 itu..
Ketika ditanyakan bagaimana sakitnya, dijawabnya sakit sekali.
Lalu bagaiamana dengan sakit yang luar biasa itu, Pepeng bisa sedemikian cerianya dan kuat. Dijawab karena perhatian tulus penuh kasih dari keluarganya dan banyak orang itulah sumber kekuatannya. Hingga menjadikan slogan pantang mati sebelum ajal, sangat termeterai kuat dalam jiwanya. Kelumpuhan raga tidak mampu melumpuhkan jiwanya dan mematikan asanya. Dalam lemah, Pepeng tetap berkarya dengan hobbynya menggambar kartun. Dia sangat mencintai kartun, hingga bercita-cita membuat coffee shop yang dindingnya akan dihiasi kartun karyanya. Ide itulah yang akhirnya mengilhaminya untuk membuat 15 kartun wajahnya. Bermodal social media facebook, Pepeng berkomunikasi dengan kawan-kawan [kartunis] mayanya, menyampaikan keinginannya itu. Rupanya gayung bersambut. Diprakarsai oleh Sarkeh Yeksa Chandra seorang jurnalis yang juga kartunis, akhirnya obrolan di facebook berkembang dan meluas direspon positif oleh para kartunis yang lebih nyaman disapa sebagai kaum gambarist itu. Dari keinginan dibuatkan 15 wajah dirinya yang dalam sebutannya dipletat-pletot-kan itu, berkembang menjadi 250 kartun wajahnya, dan bahwa hingga kini sudah mendekati angka 800.
Hal di luar dugaan ini tentu saja mengagetkan Pepeng. Namun dasar Pepeng, dengan licah lidahnya dia mengatakan bahwa dia semakin yakin coffee shopnya akan semarak, karena dengan 800 kartun wajahnya berarti dia akan bisa menggilir kartun—kartun tersebut setiap minggunya. Kelakarnya bersambut tepuk tangan meriah para audience.
Hal lain yang menarik dalam Kick Andy episode Pepeng ini adalah, hadirnya 50 Gambarist termasuk gambarist senior Dwi Koen, yang melakukan gambar live kartun Pepeng. Juga sisi lain dari Jaya Suprana selain sebagai pemilik pabrik jamu Jago, pemilik museum rekor Indonesia, Bapak Kelirumologi dan Humorologi adalah bahwa ternyata juga sorang kartunis yang karya-karyanya sudah laku dan mendapat tempat di hati para peminatnya ketika masa mudanya bermukim di Jerman.