Lihat ke Halaman Asli

Bowie

Pemerhati isu sosial , lingkungan, alam, pendidikan

Hore aku punya kedai hidroponik (bagian ke 2)

Diperbarui: 1 Juli 2024   12:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber : Bowie

Setelah selesai pelatihan hidroponok dari Pak Bowie, Ayah, Bunda, Ghania dan Malika  segera mencoba menanam hidroponik. Bunda membeli benih bibit sayuran dan nutrisi. Malika dan Ghania mengumpulan wadah-wadah bekas. Ayah merakit perangkatnya. Mereka mengikuti semua proses yang diajarkan Pak Bowie.

Malika dan Ghania menyemai benih pada media tanam berupa busa drakon. Dua hari kemudian...

"Wah, sudah tumbuh kecambah!" pekik Ghania.

Mereka segera memindahkan semaian ke tempat yang terkena matahari. Seminggu kemudian Malika dan Ghania melihat ada beberapa  daun tumbuh di wadah semai.

Assyiiik , sudah tumbuh daun!" pekik Ghania senang.

"Nanti kalau sudah ada tiga daun, kita pindahkan ke perangkat hidroponik," kata Malika.   

"Duh, aku gak sabar rasanya ingin cepat-cepat tumbuh besar," sahut Ghania.

Namun esoknya, daun itu layu. Tidak ada lagi daun yang tumbuh. Tanaman itu mati.

Malika dan Ghania sedih sekali. Mereka sangat kecewa.

"Sepertinya kita tidak bisa bertanam. Sudah deh kita tidak usah bertanam lagi," ujar Ghania.

"Iya. Aku juga jadi malas nih. Sudah lelah tapi tapi tidak berhasil," balas Malika.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline