Lihat ke Halaman Asli

M.Abdussalam Hizbullah

mencoba menulis meski tidak berbakat

Kriminalisasi Tulisan

Diperbarui: 25 Maret 2018   20:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Dalam belajar sesuatu, maka tidak akan pernah lepas dari sumber utamanya, yaitu buku dan karya tulis. Buku dan karya tulis itu menjadi modal utama yang menjadi referensi terbaik yang digunakan sebagai sumber ilmu. Tidak sembarangan, untuk menentukan keilmiahan suatu tulisan atau opini, buku dan karya tulislah yang dijadikan acuan utama sebagai referensi kuatnya.

Ketika membahas masalah buku, hal itu sangatlah berkaitan dengan tata bahasa yang digunakan. Tiap-tiap karya tulis yang diterbitkan tentu memiliki corak dan karakteristik yang berbeda. antara novel, cerpen, artikel, puisi, pantun, sajak, karya tulis ilmiah dan karya tulis yang lainnya tentu memiliki tata bahasa tersendiri.

Tidak hanya itu, tiap-tiap penulis dari berbagai tulisan juga memiliki corak dan karakteristik tersendiri. Tentu akan berbeda gaya tulisan yang menjadi corak penulis novel dengan penulis sejarah. Ketika corak-corak dan berbagai karakteristik tulisan tersebut berbeda, maka sesuatu yang dihasilkan juga akan berbeda. Tetapi, perbedaan itulah yang justru menjadi sebuah keindahan dalam setiap tulisan yang dihasilkan.

Perbedaan yang terdapat pada tiap-tiap tulisan itu justru menjadi pemersatu keinginan untuk terus berkarya dan memberi warna baru dalam beraneka ragamnya tulisan yang tertuang dalam buku dan karya tulis. Nah, dari sini, kita akan tahu bahwa benar ke-bhinneka tunggal ika-an itu tidak hanya ada untuk Indonesia, tetapi untuk seluruh dunia. Seperti perkataan Fahri dalam film Ayat-Ayat Cinta 2, "Pancasila itu ada di sini (di hati), namun bhinneka tunggal ika itu ada dimana-mana". Keberagaman cita rasa dalam gaya tulisan justru menjadi penyemangat untuk terus berkarya dan berusaha.

Harapan utama yang menjadi pemacu semangat dalam menulis, bukanlah seberapa bagus sebuah tulisan yang dihasilkan. Tetapi seberapa bermanfaatnya tulisan yang telah ditulis bagi banyak orang. Namun, yang menjadi masalah utama dalam bermanfaatnya suatu tulisan adalah budaya membaca yang hidup dalam masyarakat. Budaya membaca dalam masyarakat sangatlah berpengaruh terhadap mafaat dari tulisan yang diterbitkan.

Jika budaya membaca masyarakat tergolong tinggi, tentu akan membuat sebuah tulisan menjadi lebih bermanfaat karena akan dibaca oleh banyak orang. Tetapi, jika sebaliknya, ketika budaya membaca masyarakat tergolong rendah, tentu akan membuat sebuah tulisan menjadi kurang bermanfaat karena kurang mendapat perhatian dari banyak orang.

Ketika menulis, tentu penulis akan merasa sangat senang jika tulisannya dapat bermanfaat. Tetapi, bagaimana jika sebuah tulisan yang dibuat oleh seorang penulis dirusak? Bagaimana jika sebuah buku dibakar? Bagaimana jika sebuah buku dibuang?

Tentu hal tersebut akan menjadi hal yang sangat menyakitkan bagi seorang penulis. Masih lebih baik jika buku itu mendapatkan banyak kritik dan hujatan dari pembaca dari pada melihat sebuah tulisan yang dibuat penulis dirusak, dibakar, atau dibuang. Jika mendapat kritik dan hujatan dari pembaca, maka itu menandakan bahwa tulisan yang telah dibuat oleh penulis telah dibaca oleh banyak orang. dan hal tersebut akan menjadi pemicu untuk dapat memberikan sesuatu yang lebih baik lagi. Tetapi jika sebuah tulisan dirusak, sebuah buku dibakar, maka itu akan menjadi sebuah kriminal dihadapan penulis.

Ada pesan yang sangat menyentuh dari penulis lama, Joseph Brodsky. Dia adalah seorang penyair dari uni soviet yang mendapatkan penghargaan nobel sastra pada tahun 1987. Pesan yang sangat baik dari seseorang yang pernah menemukan berbagai buku yang dibuang di tong sampah. Pesan yang banyak dikutip sebagai peringatan mengenai betapa pentingnya membaca sebuah buku.

Joseph Brodsky pernah berkata :

"There are worse crimes than burning books. One of them is not reading them"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline