Lihat ke Halaman Asli

Diam Tidak Selalu Emas.

Diperbarui: 24 September 2017   08:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

(dialog imajiner)

Lelaki 1: "bosan aku, dari remaja sudah menonton film yg sama", kata seorang teman kepada temannya

Lelaki 2: "kenapa kamu masih ikut nonton", kata temannya menjawab santai.

Lelaki 1: "gimana saya ga ikut nonton, panglima saya memerintahkan untuk semua prajurit menyaksikan film tersebut". katanya lagi.

Oohh...rupanya lelaki pertama seorang prajurit dari suatu kesatuan antah berantah. Mereka berdua pulang dari acara nobar film legenda orde baru.

Lelaki 1: "tapi dari saya remaja, ada yg selalu jadi pikiran. setiap saya habis menonton film tersebut", kata si prajurit.

Lelaki 2: "apa yg jadi pikiran mu? tentang gerakan pki tersebut...? lanjut sang teman.

Lelaki 1: "bukan. tentang peran sang jendral panglima kostrad dalam film tersebut". "coba kamu bayangkan", lanjutnya, "soeharto adalah seorang panglima dari kesatuan bergengsi, kostrad. "tapi kok bisa2nya sang ahli strategi pki melewatkan posisi soeharto saat itu?" lanjutnya

Lelaki 2: "mungkin saja ahli strategi pki seperti yg kamu bilang itu, lupa dengan soeharto?" jawab temannya asal2an. sambil mengeluarkan rokok dari sakunya.

Lelaki 1: "oke skrg begini". "kita ber-andai2, sekiranya kita berdua dan saat ini menjadi boss2nya pki dan akan mengkupdeta negara ini, siapa saja yg kita akan culik?", katanya penuh dengan keseriusan.

Lelaki 2: "...yah saya tidak  begitu tahu organisasi militer ya, tapi akan saya jawab". kata temannya penuh keraguan. ...panglima tni, sdh jelas, kasad, danjen kopassus dan pangkostrad tentu saja".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline