Lihat ke Halaman Asli

Salam buat Bapak

Diperbarui: 18 Juni 2015   02:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Membayangkan wajah sayumu tak sulit bagiku. Meski bertahun-tahun, waktu terlewati tanpa sosok dirimu. Keberadaanmu tetap bersemayam di lubuk hati. Rentang waktu perjalanan hidupmu membuat kumerindu. Entah dengan bagaimana kuingin sampaikan rasa itu dan mengunjungimu kembali. Juga kepenatan diri yang melanda hidupku.
Andai kutahu arti cinta yang terselip di balik wajah garangmu. Juga arti sayang yang tak dapat kubaca lewat sikap tegasmu. Atau arti cemas yang kuanggap berlebihan bila kucoba tuk melangkah.

Seiring umurku yang menua. Tentu makin kusadari. Kasih tulusmu tak pernah berhenti mengalir. Kuharap ada perjumpaan kembali. Mendengar langsung suaramu. Menyimak kembali petuah bijakmu.

Jika angin menyapa rambutmu. Kutitipkan salam untukmu. Jika air mengalir di matamu. Ingin kumenyekanya dengan hatiku. Langit yang kupandang sama dengan langitmu. Dengan awan putihnya, kulukis rinduku padamu.
Bapak. Kan kuturut jejakmu. Karena hanya itu caraku ungkapkan cintaku. Kubangga jadi anakmu.***




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline