Lihat ke Halaman Asli

Kornelis Joh. Don Bosko Beding

Gunakanlah tawamu dengan benar, jangan menertawai hal-hal yang tidak benar

Cerita di Balik Malam

Diperbarui: 18 Juni 2016   20:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Awan tebal di langit malam
Terurai gerimis yang kuruh satu per satu jatuh
Menyentuh atap genteng dan terpental
Menggelinding berhamburan tak teratur di atas tanah

Semilir angin malam merayap di atas kulit yang tak terbalut
Sekujur tubuh menjadi dingin,beku tak berkutik
Hanya rindu menyatu dalam kenangan
Mencari hangat pelukan yang lama pergi dan tak kembali

Angan terbang melayang,terkadang liar tak tertahan
Sampai jauh pada dia yang duduk manis di hadapanku
Wanita yang belum beranjak pergi,masih dengan secangkir kopi hitam
Sejak Adzan berkumandang memanggil para pencari Tuhan

Suara seruput dari bibir gelas terdengar dari gelasnya,
Jatuhkan anganku dari langit imajinasi hingga tersadar
Menatap indah wanita berambut panjang di hadapanku
Wanita indah berparas mempesona dengan senyum di bibirnya.

Dia..
Hanya tersenyum manis
Menyeruput secangir gelas kopi penuh aroma memikat
Aku..
Terpesona luluh pada wanita pecinta kopi itu

Dia semakin indah jika semakin di pandang
Seindah merah merayu kembang Antigonon Leptopus,
Yang tumbuh menjadi dinding gubuk kopi ini.

Ceritaku Di Balik Malam
Luluh pada dia yang tak ku kenal..




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline