Lihat ke Halaman Asli

Kornelis Joh. Don Bosko Beding

Gunakanlah tawamu dengan benar, jangan menertawai hal-hal yang tidak benar

Ujung Gelisa Si Tikus

Diperbarui: 22 Mei 2016   07:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam,
Dunia lelap dalam hening rasa hambar
Langkah kaki si tikus tak terdengar
Tak seperti suara petir yang menggelegar.

Si tikus dalam diam seribu siasat,
Mengendus secangkir cawan berisi peluh si jelata yang tertidur melarat
Mengurasnya habis dan terkapar sekarat.

Si Tikus kekenyangan
Perutnya membuncit dan tak bisa berjalan
Hanya meringkih bak pesakitan.

Si Tikus mengubah halu
Jika sang fajar datang saat malam berlalu
Sudah tentu si Tikus merasa malu.

Seribu akal pun muncul
Si tikus pun benar jadi sakit-sakitan
Namun sang fajar tak kenal "Tuan"
Mengirim si Tikus ke tempat para pesakitan.

Rakus...
Itulah kamu si Tikus
Kamu serakah
Tempatmu di neraka..

#Jogjakarta,05 Mei 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline