Lihat ke Halaman Asli

Pemerintah, Anggaran, dan Gorong-gorongnya

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sedikit enggan menulis berita seputar pemerintahan dan hal-hal yang berkaitan, pasalnya hanya akan di pandang sepicing mata bagi para pembaca yang sudah muak dengan berita- berita yang di anggap basi.

Tapi kali ini jari-jari rasanya gatal di picu otak panas, sepanas udara dalam angkutan metromini jurusan blokm m - tanah abang, persis nya saat melintasi jalan sudirman yang sepangjang sisi jalannya ada galian gorong-gorong dan menyebabkan macet berkepanjangan, alhasil rute ini yang biasa nya kulewati hanya lima belas menit kali ini harus kurelakan pantat ku panas di kursi plastik metromini selama satu jam tigapuluh menit.

Sore hari akhir oktober yang memang sudah jelas di indonesia hanya punya dua musim, panas dan hujan dan sejak SD juga kita semua sudah di ajar kan di sekolahan bahwa musim hujan terjadi akhir tahun, bahkan kelakar ibu ku untuk mengingat kan kami kalau setiap memasuki bulan yg berakhiran "ber" sediakanlah "ember" yang artinya hujan akan mulai sering turun.

Anehnya pemerintah ibukota jakarta sepertinya tidak melewati fase SD untuk mengetahui hal ini. "Mengapa saat musim hujan mulai menggali gorong-gorong, bukannya jauh hari sebelumnya?". Sudah tahu problem kemacetan di jakarta tidak ada habis nya, khusus nya di saat hujan turun maka yg namanya macet akan terjadi lebih parah dua kali lipat, kali ini di tambah lagi dengan penggalian maka kali nya akan jadi tiga.

Umum memang mendengar pemerintah (tiap departemen atau dinas-dinas pemerintahan) bekerja atau pura-pura kelihatan bekerja dengan dalih menggunakan anggaran untuk laporan ("jalan habisnya anggaran) akhir tahun dan sangat tidak bersahabat dengan kepentingan rakyat.

Coba saja dengan adanya hal seperti ini terjadi, supir metromini yang harus nya bisa tiga kali pulang pergi melewati rute tersebut, hanya bisa gigit jari mengutuki jalan dengan sekali rute merelakan pendapatnnya menipis padahal waktu sehari sudah akan berakhir.

Entah bagaimana lagi harus berpendapat dengan sistem kerja pemerintahan, aneh sekali sering kelihatan tidak berpikir panjang, dan alasan harus menghabiskan anggaran supaya keliahatan bekerja ini lebih aneh lagi, sementara setiap ada usulan yang bermaksud untuk kepentingan jangka panjang sering di tolak dengan alasan pemerintah tidak punya cukup dana, sementara anggaran yang ada di paksa habis dengan berbagai macam proyek piktif dan pelatihan-pelatihan yang tidak berguna.

hmmm..mungkin hanya sedikit suara rakyat yang merasakan dampak aneh kinerja pemerintah, dan saat ini terjadi dengan gorong-gorong nya.

Masih berharap suatu saat nanti Indonesia maju, teratur, aman makmur sehingga anak cucu kita nanti bisa bangga tinggal dan diam di negri ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline