Ketelanjangan tubuh tidak lebih parah daripada ketelanjangan pengetahuan/ilmu. Merasa lebih bagi diri sendiri yang disertai ketidakpedulian melebihi DEGRADASI ke divisi terbawah dalam sejarah hidup.
Banyak tempat dan generasi (terpinggirkan) yang tidak bisa membaca, berbahasa nasional, kesehatan yang buruk, makan dari hasil hutan. Menjadi kesedihan hati ini, ada yang mengetahui namun tidak mau peduli, ada yang mengetahui namun malah mencela, ada yang mengetahui namun menyalahkan pihak lain. Itu adalah orang -orang yang hidup namun mati.
Secara ringkas, 3 anak kecil ini tidak bisa berbahasa nasional, tidak bisa menyebutkan satu sampai sepuluh. Secara usia, seharusnya mereka sudah tahu angka 1 atau 2 atau 3, dst. Namun itulah realita yang terjadi dan tidak bisa tutup sebelah kepedulian terhadap mereka.
Saya yakin tempat kita berada saat ini, juga ada orang-orang tertentu untuk dipedulikan. Orang-orang tertentu untuk diperhatikan. Orang-orang tertentu untuk dididik. Orang-orang tertentu untuk dibangkitkan. Orang-orang tertentu untuk dibentuk menjadi generasi kuat.
Bagaimana kita bisa membentuk generasi yang kuat, tangguh dan hebat kalau kita tidak mulai membentuknya.
Kehidupan nyata membutuhkan kepedulian, perhatian dan tindakan nyata BUKAN SEKEDAR niat/hasrat/keinginan yang hanya ada dalam pikiran.
#refleksiespresso
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H