Lihat ke Halaman Asli

Yosep Suradal

Arsitektur dan Filosofi Alphabet (Pemegang/Inventor Rekor MURI Pembatas Buku LETSREAD)

26 Tokoh Alfabet Bicara Manfaat Mendongeng

Diperbarui: 11 Agustus 2019   23:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi si E besar dan si e kecil : Yosep Suradal

Si A berkata, "Aku  melihat ada beberapa tempat, baik dalam kompleks perumahan, maupun di pusat bisnis, yang menjalankan usaha penitipan anak atau semacam kegiatan prasekolah. Salah satu kegiatannya adalah pengenalan alfabet dgn beragam konsep. Mereka juga menawarkan buku yang membahas tentang Alfabet".

Si B berkata,"Beberapa orang tua bertanya, berapa sih sebetulnya umur anak yang sudah boleh mendapatkan pelajaran tentang Alfabet ? Dan Bagaimana seharusnya metode pengenalan tersebut ? Apakah umur 1 tahun sudah cukup ?"

Si C berkata,"Cukup ! Anak usia 1 tahun sudah cukup dan boleh mengenal kita, tokoh tokoh Alfabet. Si A, si B, si C sampai si Z. Cukup mengenal nama kita, karakter wajah kita dan warna kita. Pada anak usia 1 sampai 4 tahun, 

Jangan sekali kali memaksanya untuk menjelaskan bahwa yang tertulis di dada kita adalah sebuah huruf. Itu bukan huruf itu nama kita! Biarkan si anak mengerti secara alami, seiring waktu bertumbuh kembangnya. Nanti akan tiba saatnya, dia sendirilah yang mengatakan bahwa yg tertulis di dada kita adalah sebuah huruf".

Si D berkata,"Dengan menggunakan tokoh tokoh alfabet, ada si A, si B, si C hingga si Z, sebagai alat peraga cerita, para orang tua yang sudah pandai bercerita atau mendongeng, bisa memanfaatkannya agar ceritanya makin edukatif, exploratif, imajinatif dan variatif. Bagi mereka, yang mengaku belum bisa bercerita atau mendongeng, bisa mencoba memanfaatkan tokoh tokoh alfabet untuk memulai cerita yang sederhana. 

Contoh cerita singkat; Di hari minggu pagi, jam 7, si A masih tidur nyenyak, ia lupa bahwa hari ini ada janji dengan si B untuk bermain bola di halaman depan rumah. "Hai si A, ayo bangun, katanya hari ini kita mau main bola". Si B coba membangun si A, dengan cara menggoyang nggoyangkan tubuh si A. (Dan seterusnya, 

Cerita bisa dikembangkan oleh ayah atau bunda). Buatlah cerita yang sederhana, ada unsur petualangan dan lucu. Dan sebaiknya setiap adegan bisa diperagakan sesuai peran masing masing tokoh alfabet.

Si E berkata,"Erat hubungannya antara tokoh tokoh alfabet dengan alfabet itu sendiri. Kalau tokoh alfabet kita memanggilnya si A, si B, si C sampai si Z (ada kata 'si' di depan huruf). Tetapi Kalau alfabet kita menyebutnya A, B, C, D, E sampai Z. 

Pada saat kita menyebut si A atau si B, ada dua pelajaran sangat penting buat balita. Satu, balita akan  mendengarkan ayah atau bundanya pada saat mereka mengucapkan huruf 'A'. 

Dua, balita akan belajar tentang karakter si A. Inilah karakter si A; wajah dan badannya berwarna merah, si A bisa berubah menjadi api, si A suka menolong, si A selalu siap berpetualangan. (Untuk karakter tokoh tokoh yang lain, akan diceritakan di waktu yang akan datang). 

Nah coba bayangkan berapa kali tokoh si A akan diucapkan saat orang tua bercerita ? Mungkin dalam 1 cerita bisa diucapkan 5 sampai 10 kali. Tergantung isi dan durasi cerita yang dibawakan oleh ayah atau bunda.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline