Lihat ke Halaman Asli

Penerbangan Murah, KEMENHUB : Toleransi 40% - HOW

Diperbarui: 17 Juni 2015   13:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1420964077446188282

Penerbangan Murah, KEMENHUB : Toleransi 40% - HOW

Kira kira bagaimana analisa dari angka 40% itu ?

·JA Barata - Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan :

Kebijakan tarif murah penerbangan batas bawah minimal 40 persen dari batas atas. Tujuannya agar perawatan dan prosedur keselamatan maskapai penerbangan berjalan dengan baik.

Entahlah, dari mana angka 40% didapat oleh Kemenhub, coba kita cari hitungannya.

Kita bisa memperkirakan berdasar informasi sbb :

Kalau kita lihat maskapai LCCs, yang paling impresif hasil penghematannya adalah Ryan Air.

Ryan Air berhasil mereduksi “non-fuel costs” dengan angka cukup impressive 7%.

Ryan Air dengan segala usahanya , berhasil menekan biaya perseat kilometer menjadi separuh dari maskapai Non-LCCs. Perlu diketahui, secara umum Maskapai LCCs merubah konfigurasi tempat duduk, sehingga memiliki jumlah seats lebih banyak 18 % dibanding Maskapai non LCCs.

Mari kita lihat angka GROSS MARGIN Ryan Air selama 10 tahun dari tahun 2005 s/d 2014.

Seperti kita tahu Gross Margin (laba kotor) adalah angka hasil total pendapatan dikurangi Harga Pokok . ( Revenue minus COGS)

Laba kotor ini , masih harus dikurangi operating expense untuk menghasilkan PBT (Profit before Tax).

Setelah dikurangi pajak barulah menghasilkan Laba bersih. Ryan Airmemiliki catatan PBT berkisar angka 11%. Pernah sekali mengalami kerugian yaitu pada tahun 2009. Sebabnya apa merugi pada tahun 2009 , saya belum mengetahuinya.

Dengan menganalisa informasi diatas, maka menurut saya, bila Kemenhub menggunakan angka yang setara dengan Gross Margin TTM Ryan Air sebesar 40,6% , untuk digunakan sebagai angka toleransi Batas Bawah Harga dihitung dari Batas Atas Harga, maka menurut saya pemilihan angka toleransi tsb masih saya kategorikan “pemilihan angka yang sangat berani / masih beresiko”.

Demikian, semoga berguna. SALAM.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline