Lihat ke Halaman Asli

Siapa yang Rugi Jika Indonesia Terkena Sanksi FIFA

Diperbarui: 24 Juni 2015   19:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Menarik untuk menunggu hasil keputusan yang akan di ambil exco FIFA yang bersidang di tokyo tentang konflik persepakbolaan indonesia. Mudah mudahan tidak terkena sanksi untuk kebaikan kita bersama. Tapi jika kita beranggapan paling jelek, bahwa indonesia akan terkena sanksi untuk tidak boleh mengadakan kegiatan sepakbola secara resmi misalnya selama 3 tahun, artinya sanksi baru berakhir pada tahun 2015. Dari perandaian tersebut di atas mari kita menilai kepada  siapa saja pihak yang akan terkena dampak merugikan dari masalah  sanksi tersebut.

di pihak pssi:

Kemungkinan terburuk yang akan diakibatkan oleh sanksi ini  adalah  pssi tidak bisa secara normal dan resmi melakukan kegiatannya misalnya mengadakan kompetisi menyeluruh dari level usia dini, klub amatir maupun klub pro di ipl, tidak bisa membentuk tim nasional  karena tidak ada guna karena tidak bisa mengadakan pertandingan persahabatan dengan tim luar, dan juga tidak bisa mendapat dana tunjangan  sebagai salah satu anggota dari fifa.

di pihak kpsi :

Sama dengan hal tersebut diatas, klub klub yang terlibat isl juga tidak bisa bertanding, pemain yang menganggap dirinya pro otomatis juga tidak bisa menghidupi dirinya dari sepakbola. Sanksi yang jikalau memang sampai tahun 2015 itu terjadi, otomatis tidak akan menghasilkan apa apa kepada pihak pihak yang berharap tujuan politik dari kegiatan sepakbola untuk pemilu 2014. Juga kemudian di tahun 2014 pihak yang telah mendapat  kontrak penyiaran piala dunia di brazil otomatis diputus kontraknya secara sepihak karena FIFA tidak akan menyiarkan piala dunia di negara yang terkena sanksi, dengan demikian  uang DP yang sudah dibayar bermilyar milyar tidak bisa ditarik kembali. Karena tidak ada piala dunia di tv, masyarakat juga tidak merasa berhutang budi kepada pemilik  stasiun tv untuk memilihnya dalam pemilu nanti.

Secara hitung hitungan kerugian, di pihak pssi masih bisa dibilang tidak terlalu rugi atau tidak rugi, karena mereka berada di pihak yang nothing to lose, pengabdian tanpa pamrih untuk kemajuan sepakbola nasional dan meningkatkan martabat negara dimata dunia dengan menjadikan sepakbola sebagaimana mestinya permainan, dilaksanakan secara fairplay sesuai peraturan yang berlaku secara universal.  Kalau di banned juga tidak apa apa bagi pihak pssi. Saya kira mereka orang orang tidak mencari keuntungan material dari kegiataan ini. Gaji sebagai professor sekiranya  sudah cukup untuk tunjangan hidup sampai akhir hayat.

Terakhir dari hal sanksi ini, di mata dunia, penilaian terhadap indonesia akan semakin merosot, orang orang luar tidak percaya keamanan indonesia, kepada aparat kemanan indonesia,  juga  tidak percaya pemerintah indonesia yang suka melanggar peraturan yang dibuatnya sendiri.

Sedikit tambahan sebagai perbandingan adalah negara jepang. Andaikan pssi-nya jepang alias japan football association sebagai badan legal yang mengurus sepakbola jepang mengalami kejadian seperti ini, betapa kacaunya toyota club worldcup yang sedang berlansung sekarang ini. Pemain tidak boleh masuk kamar hotel, karena kamar di gembok polisi, pemain semua tidur di lobby yang dingin. FIFA juga tidak bisa ber-sidang EXCO karena tempat sidang di gembok juga ha ha.. Tapi sayang itu tidak terjadi di jepang, karena pada dasarnya semua warga jepang melalui pengurusnya yang rendah hati, punya keinginan  untuk menjadikan sepakbolanya sebagai salah satu kekuatan di level atas dunia, keinginan yang sudah terbentuk sejak lama, mungkin salah satu perjalanan sejarahnya untuk mencapai hal itu adalah ketika mereka berguru ke indonesia untuk belajar menjalankan kompetisi sepakbola profesionalnya. Dan  yang menarik adalah  salah satu perusahaan jepang dengan perwakilannya di indonesia yaitu mitsubishi group lebih dulu mensupport klub krama yudha tiga berlian palembang dibandingkan urawa reds yang terkenal punya supporter yang fanatik itu. Urawa reds  menjadi salah satu tim yang pernah tampil di toyota club worldcup, sedangkan Kramayudha mati tak berbekas. Andaikan kramayudha, warna agung yang disponsori perusahaan cat dll masih berdiri dan kompetisi berjalan baik, kita masih bisa berharap sepakbola indonesia  bisa jauh mengungguli jepang, tapi sayang kita lebih senang bentrok antar sesama warga sendiri. Menang jadi arang kalah jadi debu.

Maaf kalau salah, ini opini saja, ini juga tulisan pertama saya. Lain kali mudah mudahan saya bisa tulis tentang sepakbola jepang yang sebagiannya kadang kadang saya masih ikut terlibat mengikuti turnamen tarkam-nya.

salam dari jepang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline