Lihat ke Halaman Asli

Maksimalkan Profit dan Minimalkan Loss Trading dengan Analisis Teknikal

Diperbarui: 27 April 2023   01:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi trading menggunakan analisis teknikal. Sumber: koleksi pribadi 

Trading atau perdagangan merupakan kegiatan jual beli aset finansial seperti saham, mata uang, dan komoditas dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dari selisih harga beli dan harga jual. 

Dalam beberapa tahun terakhir, trading telah menjadi semakin populer di kalangan masyarakat, terutama dengan adanya platform online trading yang memudahkan akses dan transaksi. Namun, seperti halnya bisnis lainnya, trading juga memiliki risiko dan memerlukan pemahaman yang baik tentang pasar keuangan serta strategi yang tepat untuk menghasilkan keuntungan. 

Technical analysis atau analisis teknikal ini merupakan metode dalam dunia online trading untuk menganalisa pergerakan harga suatu aset dengan menggunakan grafik dan indikator teknikal untuk memprediksi arah harga selanjutnya. Analisis teknikal ini memiliki konsep yang sama, sehingga dapat dipraktikkan di saham, forex, maupun cryptocurrency. 

Dengan mempelajari analisis teknikal, kita dapat melakukan trading di salah satu instrumen keuangan tersebut. Salah satu tools yang dapat digunakan adalah TradingView. Dalam analisis teknikal, ada beberapa hal yang dapat diperhatikan untuk memaksimalkan keuntungan dan meminimalisir kerugian, diantaranya sebagai berikut. 

1. Ikutilah Tren Pasar 

Mengikuti tren pasar adalah salah satu cara untuk meminimalisir risiko dalam dunia trading. Tren adalah arah pergerakan harga yang terjadi dalam jangka waktu tertentu. Tren dapat dibagi menjadi tiga, yaitu uptrend (tren naik), downtrend (tren turun), dan sideways (tren datar). 

Jika mengikuti tren, kita dapat mengidentifikasi tren yang sedang terjadi dan mencari peluang untuk entry atau exit posisi saat breakout (keluar dari tren). Dalam menganalisa tren, selalu dahulukan dari timeframe yang besar, seperti 1 bulan, 1 minggu, ataupun 1 hari untuk melihat major trend.

Perpindahan trend dari uptrend menuju downtrend pada titik breakout. Sumber: koleksi pribadi 

Dari gambar ini, jika kita sedang memiliki aset dalam posisi buy, maka dititik breakout ini perlu berhati-hati karena tren telah bergerak downtrend dari uptrend. Adapun tips dalam menggambar tren sebagai berikut: 

  • Tingkat kemiringan 45°. Hal ini dilakukan karena dengan tren yang memiliki kemiringan tersebut, harganya sedang tidak volatile (pergerakan naik turunnya harga yang terjadi secara cepat), sehingga masih memungkinkan untuk trading dengan risiko yang lebih kecil. 
  • Buat garis tren dengan menghubungkan minimal 2 titik (ekor candle atau badan candle). Jika menggunakan ekor candle, hubungkan ke ekor-ekornya. Jika menggunakan badan candle, hubungkan ke setiap badannya. 
  • Jika harga terlihat bergerak turun, buatlah garis tren dari atas. Jika naik, sebaliknya. Tujuannya adalah untuk menentukan apakah candle sudah breakout (keluar melewati trend) dari tren yang dibuat, sehingga terdapat sinyal beli atau jual. 

Tren ini dapat digunakan sebagai titik jual ataupun beli dengan memperhatikan titik breakout. Dengan memperhatikan langkah ini juga, risiko dari analisa yang dibuat dapat diminimalisir.

2. Tentukan Titik Support dan Resistance

Setelah menentukan tren, gunakan support atau resistance untuk melihat dimana area beli atau jual. Istilah support dalam trading mengacu pada area dimana harga tertahan selama periode tertentu dan berbalik naik. Support ini dapat disebut juga dengan area demand (permintaan). Resistance ini adalah area dimana harga tertahan selama periode tertentu dan berbalik turun. Resistance ini dapat disebut juga dengan area supply (penawaran). 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline