Lihat ke Halaman Asli

Analisis Ragam Bahasa dalam Artikel 'Metamorfosis Korupsi dalam Sastra'

Diperbarui: 9 November 2023   15:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sastra merupakan salah satu dari banyaknya bentuk ekspresi yang dituangkan oleh manusia, baik untuk dipublikasikan sebagai karya, maupun untuk disimpan sendiri. Bicara soal karya sastra, kita tidak mungkin mengabaikan fakta bahwa fondasi utama dari sebuah karya sastra adalah bahasa. Bahasa sendiri merupakan alat komunikasi, cara kita berkomunikasi dan menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Dalam ilmu sastra dan kebahasaan, terdapat pembahasan mengenai ragam bahasa dan laras bahasa.

Di tulisan ini, saya akan menganalisis atau mengkaji ragam bahasa dalam sebuah artikel lawas yang dipublikasikan di laman Indonesia Corruption Watch pada tahun 2004, yang berjudul 'Metamorfosis Korupsi dalam Sastra'. Dalam artikel tersebut, penulis menyebutkan dua karya sastra berupa novel yang mengangkat isu tentang korupsi dan antikorupsi, yaitu 'Max Havelaar' karya Multatuli (Eduard Douwes Dekker, 1860) dan 'Korupsi' karya Pramodeya Ananta Toer (1957).

Dimulai dari ragam bahasa berdasarkan media, artikel tersebut merupakan jenis ragam tulis. Selanjutnya, ragam bahasa berdasarkan cara pandang penutur atau penulis yang digunakan dalam artikel tampaknya adalah ragam resmi atau bisa juga ragam terpelajar. Di artikel tersebut, penulis menggunakan ejaan baku dan kalimat lugas yang informatif, namun penulis secara penuh hanya membahas topik antikorupsi berdasarkan isi buku sehingga sama sekali tidak menyertakan kata ganti sebagai pelaku (subjek) yang menuliskan opini.

Terakhir, ragam bahasa dilihat dari topik pembicaraan, artikel tersebut termasuk ragam jurnalistik, yang mana tersusun dengan ringkas dan berfungsi untuk menyampaikan materi.

Kesimpulannya, artikel berjudul 'Metamorfosis Korupsi dalam Sastra' yang membahas antikorupsi melalui karya sastra berupa novel ini mengaplikasikan ragam bahasa sebagai berikut; ragam tulis (berdasarkan media), ragam terpelajar (berdasarkan cara pandang penutur), dan ragam jurnalistik (berdasarkan topik pembicaraan).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline