Lihat ke Halaman Asli

Peran Krusial Industri HVAC dalam Efisiensi Energi Nasional

Diperbarui: 4 Juli 2018   09:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Armstrong Fluid Technology

Tidak ada salahnya bermimpi melihat ratusan gedung pencakar langit di Jakarta bertransformasi menjadi High-Performance Buildings.

Sejak puluhan tahun yang lalu, pemerintah Indonesia telah menunjukkan perhatiannya terhadap isu-isu perubahan iklim dunia hingga saat ini. Namun, tantangan untuk mencapai cita-cita dunia yang lebih hijau, masyarakat dan bisnis yang ramah lingkungan juga semakin tinggi setiap tahunnya. Progres atas upaya-upaya dalam meraih cita-cita efisiensi energi juga semakin dituntut hasil nyatanya.

Dalam merealisasikan visi efisiensi energi nasional---meskipun perannya amat sangat penting dalam pembuatan dan ketegasan penegakkan regulasi terkait visi tersebut---pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Secara kolaboratif, kalangan bisnis dan industri juga berperan penting dalam memenuhi harapan visi efisiensi energi nasional.

Industri HVAC (Heating, Ventilating, and Air Conditioning) di Indonesia dapat secara aktif mendukung visi efisiensi energi nasional melalui teknologi penghematan energi yang mutakhir dan ramah lingkungan. Misalnya, dengan menerapkan dan mempromosikan solusi Green Building melalui High-Performance Building di mana aspek-aspek kesinambungan sebuah gedung, termasuk efisiensi penggunaan energi, ketahanan gedung, siklus hidup gedung, dan produktivitas penghuninya terintegrasi.

Sebagai contoh kisah sukses di dunia, perusahaan pompa gedung-gedung komersial terkemuka asal Kanada Armstrong Fluid Technology, telah sejak lama mengaplikasikan dan mengkampanyekan solusi efisiensi energi secara internal maupun kepada klien mereka melalui Design Envelope Technology yang telah terintegrasi dengan produk-produk mereka.

Lalu, seberapa signifikan peran Design Envelope Technology ini? Setidaknya sejak 2007, penghematan energi yang telah dihasilkan hingga 2018 (dan masih terus bertambah) dari penggunaan teknologi tersebut oleh para klien Armstrong secara global adalah penghematan lebih dari 1 juta kWh listrik, > 100 juta dolar Amerika, dan >378 ribu ton CO2 (sumber). 

Jika membayangkan teknologi tersebut diaplikasikan secara masif dalam skala nasional setidaknya di kota-kota besar di Indonesia, maka rasanya akan lebih mudah dan terukur pencapaian visi efisiensi energi dengan peran dan kolaborasi kuat antara pemerintah dan industri ini.

Isu efisiensi energi masih menjadi isu utama bagi berbagai institusi dan organisasi. Pengelola gedung bertingkat semakin berupaya untuk mencari titik-titik efisiensi, termasuk efisiensi yang berkaitan dengan sistem HVAC. Sistem HVAC adalah pengguna energi terbesar untuk sebagian besar gedung komersial. 

Oleh karenanya, sistem HVAC menjadi menarik bagi para manajer perawatan dan engineering gedung berkaitan dengan upaya efisiensi di gedung mereka. Efisiensi HVAC tidak hanya berkontribusi terhadap kesinambungan lingkungan, tapi juga finansial melalui pengurangan biaya operasional gedung yang signifikan.

Saat ini, Pemerintah Indonesia belum mengeluarkan kebijakan yang spesifik mengatur mengenai efisiensi energi, termasuk insentif-insentifnya yang dapat menjadi stimulus bagi sektor swasta. Namun, pemerintah telah menunjukkan niat untuk konservasi energi melalui PP No. 79/2014 mengenai Kebijakan Energi Nasional yang menetapkan 23% bauran energi nasional untuk energi terbarukan. Kebijakan pemerintah mengenai efisiensi energi tentu layak untuk dinantikan, salah satunya guna mendorong pertumbuhan kesadaran akan pentingnya High-Performance Buildingtermasuk sistem HVAC yang efisien sebagai salah satu faktor penentu utama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline