Lihat ke Halaman Asli

Bonefasius Sambo

Seorang guru yang gemar menulis

Mencari Nalar Oposisi, Sikap Kemanusiaan, dan Nasionalisme Pascawafatnya Bu Ani Yudhoyono

Diperbarui: 3 Juni 2019   19:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : facebook.com/policeindonesia

Kita menjumpai suatu pemandangan yang menarik berkumpulnya para elit negeri dan tokoh-tokoh bangsa di negara ini tepatnya di Cikeas, kediaman Pak SBY. Kita tak menemukan pernyataan yang kontra - produktif di sosial media dari para tokoh itu. Kalaupun ada tweet atau status facebook yang nyinyir dan provokatif itu berasal dari akun abal-abal.

Ternyata kemanusiaan itu bisa dijunjung tinggi daripada kepentingan politik sesaat. Pasca Pilpres 2019 lalu tensi politik naik apalagi ada aksi rusuh 21 - 22 Mei 2019 setelah pengumuman hasil pilpres. Masyarakat terpolarisasi menjadi dua kubu yakni kubu Jokowi dan kubu Prabowo. Pihak tertentu masih belum siap kalah dengan membangun narasi yang cenderung inkonstitusional. Keadaan ini sungguh mengkhawatirkan karena jika terjadi chaos akan mengganggu kondisi ekonomi tanah air, bisa saja krisis ekonomi 1998 kembali terulang. Dampaknya akan terjadi huru-hara dimana-mana. Jika tidak bisa ditangani dengan baik niscaya Indonesia bisa bubar. Dan kita berharap ini jangan pernah terjadi.

Menjelang masa Pilpres 2019 lalu, SBY membawa gerbong Demokrat ke kubu Prabowo. Yang tak lain adalah lawan tanding kubu Jokowi. Dalam konteks ini bersikap sebagai oposisi pasca Pilpres 2014.

Saya juga melihat Pak SBY dan Demokrat adalah oposisi yang kritis tapi santun seperti karakter ala SBY sendiri. Kerap menyampaikan kritik kepada pemerintahan Jokowi - JK dalam kepemimpinan mereka. Itu wajar-wajar saja sebagai bangsa yang menjunjung demokrasi.

Namun ketika Ibu Ani Yudhoyono wafat kaum oposisi menunjukan sikap yang humanis. Mememberikan rasa hormat dan pelayanan yang memang layak diterima oleh mantan presiden dan ibu negara dua periode tersebut melalui upacara kenegaraan. Itulah sikap kemanusiaan yang mesti dijunjung tinggi. Negara tidak boleh menari di atas penderitaan orang lain. Apalagi kepada mantan presiden. Negara hadir tanpa pandang bulu.

Kehadiran ibu Megawati pada saat pemakaman Ibu Ani Yudhoyono semakin mengharukan suasana duka cita itu. Kita tahu ada "luka lama" diantara dua boss besar ini. Namun menurut saya Ibu Megawati menanggalkan sikap egois dan mengutamakan rasa kemanusiaan. Kehadiran dua mantan presiden ini dan kini masing-masing menjadi ketua umum partai politik seakan membawa suasana adem bagi bangsa ini.

Kita masih menunggu sikap dari kubu lain. Yang saya maksudkan adalah sikap kemanusiaan. Presiden Soekarno bilang mankind is one, kemanusiaan adalah satu. Diharapkan dengan kemanusian mampu menyatukan semua pihak yang berkontestasi pasca Pemilu. Jika semua pihak mengaku sebagai patriot yang memiliki sikap nasionalisme mereka tentu tidak akan membiarkan anak bangsa saling membeci, saling fitnah bahkan bersikap vandalis dan anarkistis. Itu perilaku buruk. Perilakunya kaum bar-bar yang jauh dari nilai-nilai kemanusiaan.

Nasionalisme adalah kesetiaan tertinggi yang mesti diberikan kepada bangsa dan negara sendiri. Mengutamakan kepentingan bangsa daripada kepentingan pribadi atau golongan. Nasionalisme bukan hanya sampai pada tataran lips service tapi harus dibuktikan dalam sikap dan tindakan. Itu baru namanya nasionalisme di atas nasionalisme. (Sudah diposting 14 jam lalu diakun facebook pribadi)

Salam Damai

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline