Lihat ke Halaman Asli

Bangun SMK Menjadi Pencetak Sumber Daya Industri Unggul dan Kompeten di Daerah

Diperbarui: 22 November 2016   13:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Foto : Fanpage Resmi Airlangga Hartarto

Untuk membangun sebuah daerah, dibutuhkan adanya aktivitas ekonomi yang baik. Salah satunya adalah dengan membangun dan meningkatkan geliat industri di daerah. Beberapa tantangan dalam membangun industri daerah di antara lain yaitu terciptanya sumber daya industri yang mencakup manusia, layanan birokrasi dan pembangunan roadmap industri daerah.

Sebagai sekolah vokasional, SMK adalah salah satu aspek penting dalam menjamin sumber daya manusia dalam membangun industri daerah. Oleh karena itu SMK yang berada di daerah harus mampu menjawab kebutuhan para pelaku industri daerah dalam penyediaan sumber daya manusia. SMK harus menciptakan sumber daya industri yang unggul dan kompeten. Hal tersebut dapat dilakukan apabila SMK mampu membina siswanya untuk mampu meningkatkan daya saing melalui kreativitas, inovasi dan kemandirian.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat menyempatkan diri untuk meninjau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Mitra IndustriMM2100 di Cikarang Barat, Bekasi, Jawa Barat. Selain itu, Airlangga menyampaikan pentingnya menguatkan  peran SMK agar mencetak SDM yang unggul dalam mengembangkan industri daerah. Oleh karena itu, pemerintah akan memfokuskan pengembangan pendidikan vokasi berbasis kompetensi.

Salah satu strategi yang dipaparkan oleh Airlangga adalah penggantian kurikulum SMK dengan memasukan program magang di pabrik di daerah masing masing. Selain menyeimbangkan teori dan praktek yang didapatkan siswa, perencanaan kedepan adalah jurusan SMK mampu menjadi tenaga kerja yang unggul dan kompeten dalam memajukan industri di daerahnya. “Diharapkan, lulusan SMK ini dapat mengisi kebutuhan tenaga keja di dunia industri,” ujarnya.

Lebih mengerucut, Airlangga memberikan perhitungan  prioritas kemampuan praktek siswa SMK agar mampu menjadi SDM yang siap kerja “Itu yang harusnya menjadi prioritas, agar generasi kita siap bekerja. Ke depan, kami mengusulkan pendidikan vokasional di bidang industri untuk SMK hingga D1 dan D2, dengan porsi pengajaran 60% di praktek lapangan dan 40% di kelas. Jadi, ada program magang minimal tiga bulan per semester,” paparnya.

Dengan terbentuknya sumber daya industri yang unggul dan kompeten, maka pelaku industri daerah akan terbantu oleh tersedianya sumber daya manusia yang dicetak oleh SMK di mana industri tersebut berada, dan disesuaikan dengan kebutuhan industri daerah yang dimiliki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline