Lihat ke Halaman Asli

Bona Ventura Ventura

Kontributor buku antologi: Presiden Jokowi: Harapan Baru Indonesia, Elex Media, 2014 - 3 Tahun Pencapaian Jokowi, Bening Pustaka, 2017 | Mengampu mapel Bahasa Indonesia, Menulis Kreatif, dan media digital

Pedagogi Bertanya - Inspirasi Romo Mangunwijaya

Diperbarui: 9 September 2024   09:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.musee-rodin.fr

Peradaban manusia terus bergulir. Manusia yang mampu beradaptasi terhadap setiap perubahan zaman takkan punah. Dunia pendidikan perlu menyiapkan generasi manusia yang adaptif.

Peradaban masa kini perlu mengembangkan serta melatih budaya bertanya dan berpikir kritis untuk siswa. Dunia pendidikan jangan sampai mengerdilkan dua budaya tersebut. Budaya bertanya perlu dilatih sejak usia dini. Melontarkan pertanyaan berbobot terlahir dari proses penalaran yang sistematis.

Jangan sampai pertanyaan yang dilontarkan hanya untuk bermain-main atau sekadar menguji sang guru. Bertanya yang tepat dilandasi oleh rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu ibarat siswa yang dahaga terhadap ilmu.

Siswa yang melontarkan pertanyaan otomatis menggunakan nalar kritis. Merumuskan pertanyaan berbobot berarti siswa sudah memroses setiap informasi dalam pembelajaran. 

Saat ia mampu melontarkan pertanyaan artinya ia memerlukan elaborasi lebih lanjut dari guru tentang suatu hal yang masih mengganjal dalam pikiran. Oleh sebab itu, ada rumusan tentang siswa bertanya. Siswa bertanya karena ingin tahu dan bertanya karena hendak menguji guru.

Habitus Bertanya

  Salah satu pendidik yang mengusung praktik budaya bertanya dan berpikir kritis, yakni Y.B Mangunwijaya. Biasa dikenal dengan sebutan Romo Mangun. 

Dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh Romo Mangun, senantiasa menempatkan pertanyaan siswa dalam urutan pertama. Keberanian bertanya dan berpikir kritis merupakan elemen penting dalam proses pembelajaran yang ideal. 

Pendidikan bukan hanya soal menyampaikan informasi, tetapi bagaimana menumbuhkan kemandirian berpikir dan kebebasan untuk mengajukan pertanyaan yang menggugah. Dalam perspektifnya, siswa harus didorong untuk berani bertanya, bukan hanya menerima dan menghafal apa yang diajarkan.

Ia memercayai, siswa yang mampu bertanya sudah mengembangkan proses alur berpikir yang baik. Usai ada lontaran pertanyaan, ia tidak langsung menjawab. Romo Mangun akan memberi kesempatan siswa yang lain untuk menjawab atau menanggapi pertanyaan temannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline