Lihat ke Halaman Asli

Bona Ventura Ventura

Kontributor buku antologi: Presiden Jokowi: Harapan Baru Indonesia, Elex Media, 2014 - 3 Tahun Pencapaian Jokowi, Bening Pustaka, 2017 | Mengampu mapel Bahasa Indonesia, Menulis Kreatif, dan media digital

Pedagogi Keberlanjutan

Diperbarui: 29 Agustus 2024   08:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

freepik.com

Manusia silih berganti mengalami beragam fase kehidupan. Kehidupan di perkotaan rentan terhadap beragam permasalahan. Permasalahan di tempat kerja/ permasalahan di rumah/ permasalahan di sekolah. Rentetan masalah tidak berujung membuat manusia mudah jatuh dalam depresi. Salah satu cara mengatasi kecemasan, kepenatan dan keluar dari permasalahan hidup adalah dengan melakukan kegiatan yang membahagiakan.

Kota di mana manusia ia tinggal dapat berkontribusi dalam mengurangi tingkat kecemasan, kepenatan, dan membantu keluar dari permasalahan hidup. Salah satu kota yang memerhatikan cakupan area RTH/ Ruang Terbuka Hijau dan penataan taman adalah Kota Surabaya. 

Mantan Walikota Surabaya, Tri Rismaharini seperti dimuat dalam Kompas (13/09/2016) mengungkapkan bahwa penurunan suhu sebagai salah satu penyebab turunnya tingkat stres warga kota. Selain itu, banyaknya taman menurut Risma, menjadikan suhu udara turun dan kualitas udara meningkat.

Kota Hijau = Meredakan Stres

Kota sebagai tempat tinggal memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Kota yang bising, cuaca panas, dan macet mudah menyebabkan stres bagi para peghuninya. Faktor stres yang tidak terkendali dapat menjadi penghambat terbesar kreativitas dan produktivitas manusia. Terlalu lama berkubang dalam pusaran stres akan membuat hidup manusia jatuh dalam jurang kenestapaan.

 Salah satu cara terbaik mengurangi stres adalah mengubah kota/ lingkungan tempat tinggal jadi nyaman dan menyejukkan. Memperluas RTH dan pembuatan taman merupakan salah satu solusi membuat kota menjadi nyaman untuk ditinggali dan berdampak positif untuk segenap penghuninya.

Penataan kota/ hunian yang berkelanjutan mengedepankan kepedulian yang tinggi pada kehidupan berwawasan lingkungan. Kota/ kawasan hunian yang menyediakan RTH dan ketersediaan taman mampu menciptakan lingkungan yang sejuk. Pepohonan di sepanjang jalan dan di taman mampu mengubah gas karbonmonoksida dari ragam kendaraan yang lalu-lalang menjadi oksigen. Oksigen yang berlimpah mampu menciptakan kenyamanan sebagai penghalau suhu udara panas.

Akar pepohonan di sepanjang jalan dan di taman pun mampu menyerap air hujan sehingga air hujan tidak langsung mengalir percuma ke saluran pembuangan/ got. Air hujan yang terserap baik akan menciptakan cadangan air dalam tanah.

Kesejukan kota/ kawasan hunian yang tercipta berkat jejeran pepohonan dan ketersediaan taman semakin menambah nilai estetika. Perpaduan kesejukan dan keestetisan pepohonan dan taman mampu menghadirkan efek positif (psikologis dan kesehatan) bagi warga. Contoh menarik diperoleh dari Laporan Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya (2014) bahwa pengaruh keberadaan taman mampu menyebabkan penurunan angka sakit seperti sakit sistem otot, inspeksi saluran nafas, dan darah tinggi.

Ditemukan pula fakta menarik dari Jurnal Environmental Science and Technology mengungkapkan bahwa akses terhadap taman kota dapat memberikan manfaat bagi kesehatan masyarakat. Mathew White, seorang peneliti dari Pusat Eropa untuk Lingkungan dan Kesehatan Manusia di Universitas Exeter, Inggris menemukan fakta bahwa orang yang tinggal di kota yang lebih hijau memiliki tanda depresi atau kecemasan yang lebih sedikit. Selain itu, ditemukan bukti bahwa orang yang tinggal di wilayah dengan banyak ruang hijau lebih sedikit mengalami stres. Meskipun orang tersebut mengalami sedikit stres, ia tetap mampu membuat keputusan yang masuk akal dan berkomunikasi dengan baik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline