Lihat ke Halaman Asli

Bona Ventura Ventura

Kontributor buku antologi: Presiden Jokowi: Harapan Baru Indonesia, Elex Media, 2014 - 3 Tahun Pencapaian Jokowi, Bening Pustaka, 2017 | Mengampu mapel Bahasa Indonesia, Menulis Kreatif, dan media digital

Jangan Ada Stigma di Antara Kita

Diperbarui: 1 Mei 2021   10:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buku KolPri

Judul buku:  Melawan Lupa, Menepis Stigma
Penulis: Asvi Warman Adam
Penerbit: Buku Kompas/ PBK 

Tahun terbit: 2015

Halaman: 190

Genre: Nonfiksi

Jangan sekali-kali melupakan sejarah itu petuah dari Presiden RI Pertama, Bung Karno. Sejarah membekali manusia untuk tidak mengulangi kesalahan masa lalu. Sejarah memberikan antisipasi saran  tindakan agar luka sejarah suatu bangsa tidak kembali berulang.

Buku ini mengungkapkan kisah tragis dan traumatis para korban G30S. Penangkapan, penahanan, pembunuhan massal, pembuangan paksa, menjadi eksil di negeri orang hingga perlakuan diskriminatif terhadap jutaan keluarga korban 1965 karena dicap 'tidak bersih lingkungan".

Buku ini saya dapatkan sebagai penanya terpilih dalam acara Ngobrol Bareng Penulis Buku Kompas. Membaca buku, Melawan Lupa, Menepis Stigma membuat pembaca dibukakan mata bahwa stigma itu sungguh nyata terjadi hingga kini. Isu komunis senantiasa muncul tiap tahun. Apalagi menjelang tahun politik seperti pilpres atau pilkada.

Kisah pilu nan getir tersaji detail dalam buku ini. Kisah tersebut dialami oleh tokoh yang terlibat langsung (dituding dalang G30S) juga para mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh studi di luar negeri yang terimbas peristiwa 1965.

Kisah dalam buku dapat dibaca acak sebab naskah dalam buku bersumber dari kumpulan artikel, kata pengantar, dan resensi yang pernah dimuat dalam beberapa buku serta dimuat dalam media massa.

Semoga usai membaca buku ini, para pembaca dapat belajar betapa stigma dapat memusnahkan suatu bangsa. Mencerai-beraikan persatuan. Mengakibatkan penderitaan berkepanjangan untuk para korban.

Jangan lagi ada stigma di antara sesama warga bangsa. Indonesia adalah kita bukan kami, mereka atau milik segelintir orang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline