Lihat ke Halaman Asli

Bona Ventura Ventura

Kontributor buku antologi: Presiden Jokowi: Harapan Baru Indonesia, Elex Media, 2014 - 3 Tahun Pencapaian Jokowi, Bening Pustaka, 2017 | Mengampu mapel Bahasa Indonesia, Menulis Kreatif, dan media digital

Guru: Pengugah Jiwa

Diperbarui: 19 November 2015   17:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Lao shi...
Pertama kalinya aku mengenalmu, tampangmu sungguh jutek dengan mata melotot seperti bola pingpong. Saat itu aku tidak pernah menyukai pelajaran Bahasa Indonesia. Seringkali aku mengobrol pada saat pelajaran juga tak peduli apa yang kau omongkan. Aku terus melamun,tak memperhatikan apa yang kau ajarkan, hingga aku bosan dengan pelajaranmu. Saat itu aku hanya kagum karena kau sangat hebat. Kau sudah banyak sekali menulis buku novel yang isinya sangat membuat pembacanya ketagihan. Bisa dibilang aku adalah salah satu penggemar misteriusmu. “Antimainstream”, satu kata yang selalu kau katakan dan menjadi ciri khasmu.

Suatu hari kau memberikan tugas yaitu menulis buku harian/ diary.Tak sangka kau memujinya dan memberiku penghargaan. Semakin hari nilaiku menjadi semakin baik. Sebenarnya aku sangat bingung mengapa kau memujinya? Aku hanya orang payah yang menunjukkan muka ceria di hadapanmu. Mungkin di benakmu aku adalah orang yang periang tapi kenyataannya tidak, aku selalu takut jika kau memberikan tugas baru. Aku payah menulis sastra, apalagi sastra yang melampiaskan emosi.

Dari sejuta kebingunganku, aku paling bingung mengapa guru disebut pahlawan? Pahlawan berjasa? Pahlawan yang banyak memberikan tugas? Pahlwan yang banyak menegur? Apakah itu yang disebut pahlawan? Setahuku pahlawan itu menolong, tapi, ada satu orang yang menyadarkanku dan menjawab semua kebingunganku tentang guru.

Walaupun dia sering memberikan banyak tugas, tapi semua tugas yang diberikan adalah tugas yang menyenangkan dan sangat menantang bagiku. Juga setiap kali dia mengajariku wajah yang ceria dengan penuh senyuman dan jenggot yang badai membuatku sering sekali tertawa. Pengalaman yang dia alami banyak sekali dan dia tidak segan-segan menceritakan semua pengalamannya. Dia yang membuat hariku penuh dengan warna. Sulit sekali menjadi best student di matamu, karena semua murid yang kau ajarkan adalah murid-murid yang kepintarannya di atas rata-rata dan murid yang berprestasi. Sedangkan aku hanya murid biasa dengan caper tingkat tinggi.


Mungkin kisah ini memang tak mampu merangkum tentangmu, tapi, aku sadar guru memang pahlawan yang berjasa, bahkan jasanya mungkin melebihi pahlawan terdahulu, yang berkorban demi nusa dan bangsa? Biarkan angin menjadi saksi bisuku menulis ini, bahwa aku berjanji dengan segenap hati, jiwa, dan ragaku, sampai kau berubah menjadi keriput, sampai hari kiamat tiba, aku akan selalu mengingat jasamu.

Sang bintang penerang dari timur yang menerangi kegelapan di setiap jalanku. Terima kasih karena telah menjadi pewarta intan paling berharga untukku. Niscaya, intan ini akan selalu kusimpan untuk kupakai di saat nanti. Sepucuk kisah untukmu guruku tercinta, Bona lao shi.

 Tulisan dibuat untuk Lomba Menulis "Guruku Pahlawanku". http://lagaligo.org/lomba-menulis.

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline